Sabtu, 07 November 2015

Khotbah Ibrani 9:24-28

Khotbah, Minggu 23 Sesudah Trinitatis, 8 Nopember 2015
Ep: 1 Raja-raja 17:8-16 Ev: Ibrani 9:24-28 HT. I – IV
Thema Minggu : Mati satu kali untuk keselamatan semua
Mate sahali bahen haluaon ni sasudena
I. Pendahuluan
Orang Yahudi yang sudah meninggalkan agama Yahudinya dan menjadi pengikut Kristus atau agama Kristen, merekalah yang pertama sekali menjadi alamat surat ini. Sebagai orang Kristen Yahudi yang meninggalkan keYahudianya tentulah mereka mengalami banyak tekanan dan penderitaan baik dari Orang Yahudi itu sendiri dan juga oleh pemerintah Roma ketika itu. Tidak jarang mereka ditindas dan siksa oleh karena iman tersebut. Sehingga firman ini diberikan untuk menguatkan dan menghibur mereka dengan harapan untuk tetap setia dan tidak mundur dari iman yang mereka miliki (Ibr 10:32-34, 13:22). Orang Kristen Yahudi diingatkan supaya tetap setia dan jangan kembali kepada kehidupan lama yang sudah mereka tinggalkan (agama Yahudi), tetapi supaya tetap berpegang teguh kepada Yesus Kristus sebab Kristus sendiripun yang walaupun Dia Anak Allah telah mengalami penderitaan dan siksaan ketika menjelma menjadi manusia. Begitu beratnya penderitaan dan siksaan yang Dia alami hingga sampai kematian, namun Ia tetap setia dan tidak sedikitpun Ia gagal. Karena itu, Penulis Ibrani hendak menyemangati dan menguatkan orang Kristen Yahudi yang sedang menghadapi pergumulan iman yang berat itu supaya tetap setia dan kuat dalam penderitaan itu sebab Kristus telah terlebih dahulu menghadapi dan mengalaminya dan tentuNya Dialah yang menjadi teladan yang harus ditiru (Ibr 2:17-18,5:8-9). Dalam Khotbah ini, kita akan melihat yaitu Penulis Ibrani secara Khusus mengangkat dan menjelaskan bagaimana keunggulan dan keistimewaan Yesus yang mengatasi segalanya dan jauh berbeda keimaman-Nya dari imam yang ada dalam agama Yahudi.
II. Penjelasan
1. Sebagai Imam Besar Yang Sejati, Yesus masuk ke dalam Sorga yang bukan buatan tangan manusia ( ay. 24).
Berbeda dengan Imam Besar dalam Agama Yahudi, Yesus melakukan pendamaian dan penebusan dosa masuk ke ruang kudus bukan buatan tangan manusia, tetapi Ia masuk ke dalam sorga (bnd. 9:1). Ruang kudus yang dimasuki oleh imam Yahudi adalah gambaran tempat kudus yang sesungguhnya yaitu sorga dan sebatas gambaranlah yang dapat dimasuki imam Yahudi tersebut. Yesus bukanlah demikian, Ia masuk ke ruang kudus yang sesungguhnya yaitu sorga. Yesus masuk dan berada di dalam sorga adalah guna kepentingan kita. Yesus dalam hadirat sorgawi akan membela kita karena dosa-dosa kita telah diampuni dan dengan menerima penebusan yang Ia perbuat maka orang percaya akan beriman kepadaNya bahwa Dialah Tuhan dan Juruselamat bagiNya. Tak seorangpun bisa menambah apa yang sudah kerjakan Yesus untuk menyelamatkan kita, dosa-dosa kita telah diampuni dan kita diperdamaikan dengan Allah Bapa. Sebagai Imam Besar, Kristus adalah Pembela kita, Pengantara antara kita dan Allah. Dia bersyafaat bagi kita kepada Allah. Imam Besar Perjanjian Lama masuk ke hadapan Allah (ruang Kudus) setahun sekali untuk memohon pengampunan atas dosa-dosa umat. Tetapi Yesus Kristus terus menerus dan tinggal di sana sampai Ia datang kembali ke dalam dunia ini. Kehadiran Yesus di sorga pertanda penebusanNya telah selesai dan sempurna Dia kerjakan sehingga kita memperoleh pendamaian dan pengampunan dosa-dosa kita (lih. Rom 8:33, 34, Ibr 2:17,18;4:15, 16;9:24). Jaminan dan kepastian penebusan serta pengampunan dosa ini hanya kita dapatkan di dalam Yesus Kristus. Jadi, ingat dan ketahuilah bahwa Yesus sudah membayar lunas/menebus kita sekali untuk selamanya.
2. Sebagai Imam Besar yang sejati, Yesus mempersembahkan diriNya sekali untuk selamanya bukan berulang-ulang ( ay. 25)
Berbeda dengan imam besar agama Yahudi dalam Perjanjian Lama, Yesus sebagai Anak Domba Allah yang sejati mempersembahkan hidupNya sebagai korban penebusan dosa adalah sekali untuk selamanya. Sedangkan Imam Yahudi dalam Perjanjian Lama akan masuk membawa korban persembahan guna penebusan dosa sekali setiap tahun guna penebusan dirinya dan umat. Imam tersebut akan mengorbankan yang lain di luar dirinya yang tentunya tidak ada hubungannya dengan dia. Imam itu sendiri akan terlebih dahulu menguduskan dirinya kemudian dia berhak untuk melakukannya. (Lih. Imamat 4:1-28). Yesus sebagai Imam Besar yang sejati, diriNya sendirilah yang menjadi Korban dan tidak membutuhkan yang lain untuk melakukannya dengan tanpa penyucian diri terlebih dahulu karena Dia sendiri Kudus dan sempurna tanpa noda dan tak bercacat. Demikianlah keunggulan dan keistimewaan Yesus sebagai Imam Besar yang jauh berbeda dengan imam besar orang Yahudi dalam Perjanjian Lama. Kristus adalah Imam Besar Agung yang jauh lebih unggul dan istimewa dari para imam Yahudi dalam Perjanjian Lama. Yesus Kristus dengan mengorbankan diriNya untuk orang berdosa sebagaimana yang dikatakan dalam 2 Kor 5:21:” Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
3. Sebagai Imam Besar Agung Yesus hanya satukali saja menyatakan diriNya untuk mengorbankan diriNya mengampuni dosa manusia. (ay. 26)
Kata “Satu kali” atau “sekali” dari kata “hafax” yang artinya terjadi hanya sekali/satu kali dan berlaku atau berdampak terus menerus, selama-lamanya (batak. Sahali do masa laos manontong do pangkorhonna”.) Pengorbanan Yesus mati di kayu salib untuk menebus umat manusia adalah satu-satunya pengorbanan yang sempurna yang tidak berulang-ulang hingga Ia masuk sorga. Dia mengorbankan diriNya sekali untuk selamanya dan pengorbanan itulah yang terakhir. Sebagai imam Besar Agung, Yesus bukanlah seperti imam Yahudi yang setiap tahun sekali harus melaksanakannya. Pengampunan dosa oleh para Imam bangsa Israel dengan darah binatang adalah sementara dan tidak sempurna. Keselamatan yang sempurna hanya terjadi oleh dan dalam diri Yesus Kristus sendiri. Kristus telah menyatakan kebenaran dan keadilan Allah (Roma 3:25-26), sehingga jalan dan pintu masuk ke hadirat Allah telah terbuka. Jadi, manusia yang jatuh ke dalam dosa Yesuslah satu-satunya yang dapat menyelamatkan, tidak ada jalan yang lain selain Dia. Jadi walaupun manusia selalu berdosa bukan berarti Kristus harus mengorbankan diriNya berulang-ulang, manusialah yang harus mohon pengampunan dan bertobat. Dan ketahuilah bahwa Yesus telah memberikan kita Roh Kudus untuk menolong kita menghadapi dosa dalam masa kini dan yang akan datang. Dia sekarang ada di dalam sorga dan berjanji akan datang dari sana untuk membangkitkan kita menuju hidup yang kekal di mana kuasa dosa tidak ada dan sudah lenyap. Dalam ay. 26 ini, dikatakan bahwa Ia hanya satu kali saja menyatakan diriNya, pada zaman akhir untuk menghapus dosa oleh korbanNya. “Zaman Akhir”mengacu pada kedatangan Kristus ke dunia untuk menggenapi nubuatan Perjanjian Lama. Dimana, Kristus telah menghantar zaman baru yang penuh kasih karunia dan pengampunan. Kita masih hidup dalam zaman akhir dan hari Tuhan telah dimulai dan akan disempurnakan pada kedatangan Kristus kembali.
4. Yesus Kristus akan datang kembali bukan untuk menderita atau menanggung dosa tetapi untuk menganugerahkan kehidupan dan keselamatan ( ay. 27-28)
Dikatakan dalam kedua ayat ini, bahwa sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu di hakimi. Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa tetapi Ia akan datang untuk menganugerahkan keselamatan kepada orang yang menantikan Dia. Dia akan datang menghakimi. Itu artinya kedatanganNya adalah kedatangan yang penuh kemuliaan dan penuh kuasa. Dia hadir untuk menghakimi dan itu adalah suatu kepastian artinya pasti akan terjadi. Apakah kita sekarang sedang menantikan dan bersiap untuk penghakiman Tuhan atau haya memahaminya sebagai ancaman saja? Sama pastinya dengan kematian itu sendiri, penghakiman menunggu. Dalam penghakiman Allah tidak aka nada pengadilan banding yang lebih tinggi jika putusanNya tidak kita sukai. Jadi, sekarang jika kita kelak mengharapkan suatu putusan sukacita dan yang menyenangkan dalam pengadilan Tuhan berharap dan percayalah sepenuhnya kepada Yesus. Berdoa dan berlakulah benar saat ini supaya kelak dalam penghakiman kita mendapar anugerah keselamatan dan kehidupan.
III. Penutup
1. Manusia yang hidup dalam dunia ini, tentunya tidak terbebas dari penderitaan, ada suka dan duka, ada tawa dan tangis dan tentunya itu hadir silih berganti atau mungkin datang bertubi-tubi. Apapun juga menimpamu ingat jangan pernah melepaskan imanmu dari Yesus, jadikan Dia Penolong dan pembebas yang memberi kekuatan untuk dapat menghadapi semuanya.
2. Ingatlah dan percayalah kepada Yesus bahwa Dialah di atas segalanya dan tidak ada bandingannya untuk dapat dipersamakan dengan apa atau siapapun. Manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa hanya Yesus Kristuslah yang dapat menyelamatkan. Tidak ada jalan yang lain hanya melalui Dialah satu-satunya sebagaimana dalam Kisah Para Rasul 4:12 yang berkata: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”.