Khotbah, Minggu 23 Sesudah Trinitatis, 8 Nopember 2015
Ep: 1 Raja-raja 17:8-16 Ev: Ibrani 9:24-28 HT. I – IV
Thema Minggu : Mati satu kali untuk keselamatan semua
Mate sahali bahen haluaon ni sasudena
I. Pendahuluan
Orang Yahudi yang sudah meninggalkan agama Yahudinya dan menjadi
pengikut Kristus atau agama Kristen, merekalah yang pertama sekali
menjadi alamat surat ini. Sebagai orang Kristen Yahudi yang meninggalkan
keYahudianya tentulah mereka mengalami banyak tekanan dan penderitaan
baik dari Orang Yahudi itu sendiri dan juga oleh pemerintah Roma ketika
itu. Tidak jarang mereka ditindas dan siksa oleh karena iman tersebut.
Sehingga firman ini diberikan untuk menguatkan dan menghibur mereka
dengan harapan untuk tetap setia dan tidak mundur dari iman yang mereka
miliki (Ibr 10:32-34, 13:22). Orang Kristen Yahudi diingatkan supaya
tetap setia dan jangan kembali kepada kehidupan lama yang sudah mereka
tinggalkan (agama Yahudi), tetapi supaya tetap berpegang teguh kepada
Yesus Kristus sebab Kristus sendiripun yang walaupun Dia Anak Allah
telah mengalami penderitaan dan siksaan ketika menjelma menjadi manusia.
Begitu beratnya penderitaan dan siksaan yang Dia alami hingga sampai
kematian, namun Ia tetap setia dan tidak sedikitpun Ia gagal. Karena
itu, Penulis Ibrani hendak menyemangati dan menguatkan orang Kristen
Yahudi yang sedang menghadapi pergumulan iman yang berat itu supaya
tetap setia dan kuat dalam penderitaan itu sebab Kristus telah terlebih
dahulu menghadapi dan mengalaminya dan tentuNya Dialah yang menjadi
teladan yang harus ditiru (Ibr 2:17-18,5:8-9). Dalam Khotbah ini, kita
akan melihat yaitu Penulis Ibrani secara Khusus mengangkat dan
menjelaskan bagaimana keunggulan dan keistimewaan Yesus yang mengatasi
segalanya dan jauh berbeda keimaman-Nya dari imam yang ada dalam agama
Yahudi.
II. Penjelasan
1. Sebagai Imam Besar Yang Sejati, Yesus masuk ke dalam Sorga yang bukan buatan tangan manusia ( ay. 24).
Berbeda dengan Imam Besar dalam Agama Yahudi, Yesus melakukan
pendamaian dan penebusan dosa masuk ke ruang kudus bukan buatan tangan
manusia, tetapi Ia masuk ke dalam sorga (bnd. 9:1). Ruang kudus yang
dimasuki oleh imam Yahudi adalah gambaran tempat kudus yang sesungguhnya
yaitu sorga dan sebatas gambaranlah yang dapat dimasuki imam Yahudi
tersebut. Yesus bukanlah demikian, Ia masuk ke ruang kudus yang
sesungguhnya yaitu sorga. Yesus masuk dan berada di dalam sorga adalah
guna kepentingan kita. Yesus dalam hadirat sorgawi akan membela kita
karena dosa-dosa kita telah diampuni dan dengan menerima penebusan yang
Ia perbuat maka orang percaya akan beriman kepadaNya bahwa Dialah Tuhan
dan Juruselamat bagiNya. Tak seorangpun bisa menambah apa yang sudah
kerjakan Yesus untuk menyelamatkan kita, dosa-dosa kita telah diampuni
dan kita diperdamaikan dengan Allah Bapa. Sebagai Imam Besar, Kristus
adalah Pembela kita, Pengantara antara kita dan Allah. Dia bersyafaat
bagi kita kepada Allah. Imam Besar Perjanjian Lama masuk ke hadapan
Allah (ruang Kudus) setahun sekali untuk memohon pengampunan atas
dosa-dosa umat. Tetapi Yesus Kristus terus menerus dan tinggal di sana
sampai Ia datang kembali ke dalam dunia ini. Kehadiran Yesus di sorga
pertanda penebusanNya telah selesai dan sempurna Dia kerjakan sehingga
kita memperoleh pendamaian dan pengampunan dosa-dosa kita (lih. Rom
8:33, 34, Ibr 2:17,18;4:15, 16;9:24). Jaminan dan kepastian penebusan
serta pengampunan dosa ini hanya kita dapatkan di dalam Yesus Kristus.
Jadi, ingat dan ketahuilah bahwa Yesus sudah membayar lunas/menebus kita
sekali untuk selamanya.
2. Sebagai Imam Besar yang sejati, Yesus mempersembahkan diriNya sekali untuk selamanya bukan berulang-ulang ( ay. 25)
Berbeda dengan imam besar agama Yahudi dalam Perjanjian Lama, Yesus
sebagai Anak Domba Allah yang sejati mempersembahkan hidupNya sebagai
korban penebusan dosa adalah sekali untuk selamanya. Sedangkan Imam
Yahudi dalam Perjanjian Lama akan masuk membawa korban persembahan guna
penebusan dosa sekali setiap tahun guna penebusan dirinya dan umat.
Imam tersebut akan mengorbankan yang lain di luar dirinya yang tentunya
tidak ada hubungannya dengan dia. Imam itu sendiri akan terlebih dahulu
menguduskan dirinya kemudian dia berhak untuk melakukannya. (Lih.
Imamat 4:1-28). Yesus sebagai Imam Besar yang sejati, diriNya sendirilah
yang menjadi Korban dan tidak membutuhkan yang lain untuk melakukannya
dengan tanpa penyucian diri terlebih dahulu karena Dia sendiri Kudus dan
sempurna tanpa noda dan tak bercacat. Demikianlah keunggulan dan
keistimewaan Yesus sebagai Imam Besar yang jauh berbeda dengan imam
besar orang Yahudi dalam Perjanjian Lama. Kristus adalah Imam Besar
Agung yang jauh lebih unggul dan istimewa dari para imam Yahudi dalam
Perjanjian Lama. Yesus Kristus dengan mengorbankan diriNya untuk orang
berdosa sebagaimana yang dikatakan dalam 2 Kor 5:21:” Dia yang tidak
mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia
kita dibenarkan oleh Allah.
3. Sebagai Imam Besar Agung Yesus
hanya satukali saja menyatakan diriNya untuk mengorbankan diriNya
mengampuni dosa manusia. (ay. 26)
Kata “Satu kali” atau “sekali”
dari kata “hafax” yang artinya terjadi hanya sekali/satu kali dan
berlaku atau berdampak terus menerus, selama-lamanya (batak. Sahali do
masa laos manontong do pangkorhonna”.) Pengorbanan Yesus mati di kayu
salib untuk menebus umat manusia adalah satu-satunya pengorbanan yang
sempurna yang tidak berulang-ulang hingga Ia masuk sorga. Dia
mengorbankan diriNya sekali untuk selamanya dan pengorbanan itulah yang
terakhir. Sebagai imam Besar Agung, Yesus bukanlah seperti imam Yahudi
yang setiap tahun sekali harus melaksanakannya. Pengampunan dosa oleh
para Imam bangsa Israel dengan darah binatang adalah sementara dan tidak
sempurna. Keselamatan yang sempurna hanya terjadi oleh dan dalam diri
Yesus Kristus sendiri. Kristus telah menyatakan kebenaran dan keadilan
Allah (Roma 3:25-26), sehingga jalan dan pintu masuk ke hadirat Allah
telah terbuka. Jadi, manusia yang jatuh ke dalam dosa Yesuslah
satu-satunya yang dapat menyelamatkan, tidak ada jalan yang lain selain
Dia. Jadi walaupun manusia selalu berdosa bukan berarti Kristus harus
mengorbankan diriNya berulang-ulang, manusialah yang harus mohon
pengampunan dan bertobat. Dan ketahuilah bahwa Yesus telah memberikan
kita Roh Kudus untuk menolong kita menghadapi dosa dalam masa kini dan
yang akan datang. Dia sekarang ada di dalam sorga dan berjanji akan
datang dari sana untuk membangkitkan kita menuju hidup yang kekal di
mana kuasa dosa tidak ada dan sudah lenyap. Dalam ay. 26 ini, dikatakan
bahwa Ia hanya satu kali saja menyatakan diriNya, pada zaman akhir untuk
menghapus dosa oleh korbanNya. “Zaman Akhir”mengacu pada kedatangan
Kristus ke dunia untuk menggenapi nubuatan Perjanjian Lama. Dimana,
Kristus telah menghantar zaman baru yang penuh kasih karunia dan
pengampunan. Kita masih hidup dalam zaman akhir dan hari Tuhan telah
dimulai dan akan disempurnakan pada kedatangan Kristus kembali.
4. Yesus Kristus akan datang kembali bukan untuk menderita atau
menanggung dosa tetapi untuk menganugerahkan kehidupan dan keselamatan (
ay. 27-28)
Dikatakan dalam kedua ayat ini, bahwa sama seperti
manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu di
hakimi. Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya
untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan
diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa tetapi Ia akan datang untuk
menganugerahkan keselamatan kepada orang yang menantikan Dia. Dia akan
datang menghakimi. Itu artinya kedatanganNya adalah kedatangan yang
penuh kemuliaan dan penuh kuasa. Dia hadir untuk menghakimi dan itu
adalah suatu kepastian artinya pasti akan terjadi. Apakah kita sekarang
sedang menantikan dan bersiap untuk penghakiman Tuhan atau haya
memahaminya sebagai ancaman saja? Sama pastinya dengan kematian itu
sendiri, penghakiman menunggu. Dalam penghakiman Allah tidak aka nada
pengadilan banding yang lebih tinggi jika putusanNya tidak kita sukai.
Jadi, sekarang jika kita kelak mengharapkan suatu putusan sukacita dan
yang menyenangkan dalam pengadilan Tuhan berharap dan percayalah
sepenuhnya kepada Yesus. Berdoa dan berlakulah benar saat ini supaya
kelak dalam penghakiman kita mendapar anugerah keselamatan dan
kehidupan.
III. Penutup
1. Manusia yang hidup dalam dunia
ini, tentunya tidak terbebas dari penderitaan, ada suka dan duka, ada
tawa dan tangis dan tentunya itu hadir silih berganti atau mungkin
datang bertubi-tubi. Apapun juga menimpamu ingat jangan pernah
melepaskan imanmu dari Yesus, jadikan Dia Penolong dan pembebas yang
memberi kekuatan untuk dapat menghadapi semuanya.
2. Ingatlah dan
percayalah kepada Yesus bahwa Dialah di atas segalanya dan tidak ada
bandingannya untuk dapat dipersamakan dengan apa atau siapapun. Manusia
yang sudah jatuh ke dalam dosa hanya Yesus Kristuslah yang dapat
menyelamatkan. Tidak ada jalan yang lain hanya melalui Dialah
satu-satunya sebagaimana dalam Kisah Para Rasul 4:12 yang berkata: “Dan
keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab
di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”.