Bahan Sermon Daerah HKI Daerah VII P.
Jawa Untuk Minggu, 13 Ses Trinitatis, 30
Agustus 2015
Ep. Ulangan 4 : 1 – 2 Ev. WAHYU 3 : 14 – 22 HT. I – IV
Thema Minggu : Barangsiapa Kukasihi, Ia kutegor dan
Kuajar
Nasa Nahuhaholongi akka i do Hupinsang jala Huajar
I.
Pendahuluan
Kitab
Wahyu adalah Kitab yang bersifat Apokalyptik (yang berarti dibuka, disingkapkan,
atau dinyatakan). Artinya dalam kitab ini disingkapkan dan dibuka atau
dinyatakan tentang masa depan dan masa kini. Kitab ini memberikan pengharapan
masa depan kepada semua orang percaya, khususnya orang-orang yang telah
menderita karena iman mereka dengan memberitakan kemenangan akhir Kristus atas
kejahatan serta realitas hidup kekal bersamaNya. Kitab ini juga memberikan
pedoman untuk masa kini karena mengajar kita tentang Yesus Kristus dan
bagaimana seharusnya kita hidup bagi Dia sekarang. Yesus memberikan pesanNya
kepada Yohanes melalui Wahyu atau penglihatan, yang memungkinkan Yohanes untuk
melihat dan mencatat peristiwa-peristiwa tertentu yang akan datang supaya hal
itu bisa membangkitkan semangat semua umat percaya. Melalui Kitab Wahyu
disampaikan bahwa Yesus Kristus akan datang kembali, Kejahatan akan dihukum dan
orang mati akan dibangkitkan dan dihakimi, yang hasilnya adalah kehidupan kekal
atau kebinasaan kekal. Dengan membaca di pasal awal kitab ini, yaitu Wahyu 1:4
diberitahukan bahwa penulis surat ini adalah Yohanes dan dialamatkan kepada
ketujuh jemaat yang di Asia Kecil yaitu: Jemaat di Efesus, Smirna, Pergamus,
Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia. Salah satu dari ketujuh jemaat
tersebut, yaitu Jemaat Laodikia inilah yang akan kita bahas dan menjadi khotbah
bagi kita.
II.
Penjelasan
- Tuhan tahu segala keberadaan kita dan mengetahui segala pekerjaan kita ( ay. 14-16).
Mengawali
sapaan kepada jemaat Laodikia, Tuhan memberitahukan bahwa firman yang akan
disampaikan oleh Yohanes kepada jemaat Laodikia adalah firman yang bersumber
dari Yesus Kristus yang menyebut dan menamakan diriNya dengan sebutan: Amin, saksi yang setia dan benar,
permulaan dari ciptaan Allah. Dialah yang mengetahui segala keberadaan dan
pekerjaan jemaat Laodikia yang suam-suam kuku yaitu yang tidak dingin dan tidak
panas. Sehingga dengan keadaan seperti itu Ia akan memuntahkan jemaat Laodikia
dari mulutNya. Sebutan Amin bagi Kristus hanya kita temukan dalam ayat ini,
yang tentunya berarti menunjukkan Kristus sebagai yang benar, yang sungguh
dapat dipercaya, dan yang di dalam diri-Nya semua janji Allah Ya dan amin (lih.
2 Kor. 1:20 “ Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah). Itulah
sebabnya oleh Dia kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah. Dialah saksi
yang setia dan benar dan permulaan dari ciptaan Allah (lih. Ibrani 1:2b “… Oleh
Dia Allah telah menjadikan alam semesta”). Yesus sumber firman yang menyebut diriNya Amin
dengan sungguh-sungguh mengetahui sikap dan perbuatan jemaat Laodikia
yang tidak dingin dan tidak panas yang disebut suam-suam kuku. Sebutan itu
hendak menunjukkan bahwa jemaat Laodikia tidak memperlihatkan kesungguhan hati
dalam mengikuti Tuhan. Suam-suam kuku berasal dari kata “Khiaros hudor” yang dipakai untuk menggambarkan air yang rasanya
tidak enak dan menyebabkan muntah. Sikap
yang demikian dari orang Laodikia dalam beriman dan mengikut Kristus adalah
disebabkan kesombongan mereka atas segala kekayaan yang dimiliki kota itu.
Sebab Laodikia pada jamannya adalah kota yang makmur bahkan dialah kota yang
paling makmur dan kaya dari ketujuh jemaat yang disapa dalam kitab Wahyu sebab
kota itu menjadi pusat ‘perbankan pada masa itu, dan di situ ada pabrik kain
wol hitam dan juga obat salep’. Semua itu membuat mereka sering kompromi dengan
kepercayaan lain dan melakukan ibadah hanya sebagai rutinitas semata. Hal itu
menjijikkan/ memuakkan bagi Yesus dan akan memuntahkan mereka.
Namun Tuhan mahatahu atas apa
yang mereka pikirkan dan lakukan. Firman Tuhan dengan tegas mengatakan, “Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak
dingin dan tidak panas”. Tidak dingin atau tidak panas atau suam-suam kuku,
demikianlah iman percaya mereka. Istilah ini menggambarkan situasi kehidupan
mereka yang memang mengalami masalah air. Di atas kota Laodikia terdapat 2 kota
lain. Kota pertama adalah Kolose. Kolose memiliki sumber mata air dingin yang
sangat baik/berkhasiat bagi tubuh untuk diminum. Sungguh sangat menyegarkan.
Kota kedua adalah Hierapolis. Hierapolis memiliki sumber mata air panas. Yang
sangat baik /berkhasiat bagi tubuh untuk mandi/ berendam. Kota Laodikia tidak
memiliki sumber mata air sendiri. Kota ini mendapatkan air dari sumber mata air
kota-kota di atasnya. Air dari kota Kolose dan Hierapolis mengalir ke bawah.
Aliran air ini bertemu dan bersatu mengalir ke Laodikia. Karena air dingin
bertemu dengan air panas maka jadilah air yang suam-suam kuku. Tidak lagi
berkhasiat, baik dingin (menyegarkan bagian dalam tubuh) maupun panas
(menyehatkan bagian luar tubuh). Air ini tidak lagi baik untuk berendam dan
bahkan diminum. Bila diminum maka akan menimbulkan rasa mual (muntah). Jadi
disini, sama seperti air tersebut yang suam-suam kuku memiliki arti bahwa
secara rohani, jemaat Laodikia telah mengalami penurunan nilai guna atau
manfaat. Semua itu karena jemaat Laodikia tidak lagi melihat pada Sang Pemberi
Berkat sebagai yang utama, namun melihat dan mengutamakan berkatnya saja.
R e n u n g a n:… Kondisi rohani
dan keimanan Jemaat Laodikia digambarkan oleh Yesus tak ubahnya seperti air
yang suam-suam kuku yang siap dimuntahkan. Karena air yang suam-suam kuku itu
tidak dingin dan tidak panas. Tegoran dan Celaan Tuhan begitu keras tentang
keberadaan mereka karena semuanya prilaku dan pekerjaan mereka terlihat dan
diketahui dengan jelas oleh Tuhan. Mereka merasa bahwa semuanya mereka miliki
dan tidak ada yang kurang tetapi Sungguh Tuhan melihat dan mengetahui hidup
mereka yang menjijikkan dan kualitas kerohanian mereka sangat tidak benar.
Kesombongan dan kecongkakan karena kekayaan harta dan kemakmuran negerinya
membuat membuat tidak tegas, jelas dan tidak sebagai identis Kristen sehingga membuat
mereka akan dimuntahkan. Marilah kita menyerahkan hidup kerohanian kita secara
total kepada Kristus dan tidak setengah-setengah sehingga kita memiliki
identitas yang jelas dengan karaktek seperti Kristus.
- Tuhan Menegor & Menghajar yang Diakasihi dan mengajak untuk bertobat ( ay. 17-19)
Jemaat
di Laodikia ditegor dan diingatkan oleh Tuhan supaya bertobat meninggalkan
kesombongan mereka karena mereka merasa tidak berkekurangan apa-apa. Mereka
merasa memiliki kemakmuran dan kesejahteraan, Namun Yesus berkata sesungguhnya
mereka melarat dan miskin, Kota yang menghasilkan kain wol Yesus katakan mereka
telanjang, kota yang memproduksi salep mata tapi Yesus katakan mereka buta. Begitu
pedasnya tegoran yang disampaikan Yesus kepada mereka atas sikap dan kesombongan
yang ada dan Yesus menasihatkan mereka
untuk bertobat dan meninggalkan sikap yang tidak benar itu sehingga mereka
tidak dimuntahkan. Ajakan itu terlihat dari apa yang dikatakan dalam ayat 18
dan 19 supaya mereka membeli daripada Tuhan emas yang telah dimurnikan supaya
mereka kaya, juga kain putih supaya mereka tidak telanjang dan memalukan,
minyak untuk melumas mata mereka supaya mata mereka dapat melihat. Demikian
Yesus mengajak dan menasehati mereka supaya merelakan hatinya dan bertobat. Karena
mereka sesungguhnya dikasihi oleh Tuhan. “Artinya
adalah Tuhan selalu siap dan menantikan perkabungan dosa dan pengenalan hingga
penyesalan akan dosa-dosa kita, dan Dia memanggil kita untuk bertobat. Dengan
pertobatan itu akan ada hubungan yang dipulihkan. Karena terjadi pengampunan,
maka dengan demikian lahirlah kemesraan dan terlaksanalah rekonsiliasi
perdamaian yang begitu indah.
R e n u n g a n… Laodikia adalah
kota yang makmur dan kaya dan jemaat di sana juga makmur. Apa yang bisa dilihat
dan dibeli oleh orang-orang Laodikia telah menjadi lebih berharga bagi mereka
daripada apa yang tidak kelihatan dan kekal. Kekayaan, kemewahan, dan
kesenangan bisa membuat orang percaya diri, berkecukupan dan puas diri. Tapi
ingat, berapapun banyaknya materi yang kita miliki dan berapapun uang yang
dapat kita hasilkan, kita tidak memiliki apa-apa jika kita tidak memiliki
hubungan yang sungguh dengan Kristus. Bisa
jadi tingkat kekayaan mempengaruhi hasrat rohani kita. Sebaliknya daripada
kita memusatkan hidup pada kenyamanan dan kemewahan, marilah temukan dan miliki
kekayaan sejati di dalam Kristus. Sebagaimana Laodikia yang terkenal karena
kekayaannya yang luar biasa, Kristus Yesus menasihatkan mereka untuk membeli
emas dariNya (harta rohani yang sejati). Kota itu bangga dengan industri
kainnya, namun Yesus menyuruh supaya mereka membeli kain putih (kebenaran)
dariNya, Laodikia menyombongkan diri karena salep matanya, namun Yesus minta
mereka membeli minyak untuk melumas mata mereka supaya mereka boleh melihat
kebenaran dari Dia. Dengan semua ajakan ini, Yesus hendak menunjukkan kepada kita bahwa nilai sejati bukan terletak
pada kekayaan materi, melainkan pada hubungan dan pengenalan yang benar dengan
Tuhan. Kekayaan dan prestasi yang kita miliki tidak ada apa-apanya jika
dibandingkan dengan masa depan dan hidup kekal di dalam Yesus Kristus. Dan
marilah mengerti bagaimana Yesus menegor orang yang dikasihi bahkan
menghajarnya supaya mau mengenal kebenaran yang sesungguhnya sehingga bertobat
meninggalkan segala dosa dan kesombongan dan datang menerima hidup dan
keselamatan dari Tuhan.
- Tuhan menginginkan supaya kita membuka hati kepadaNya sehingga kita dapat menikmati kebersamaan dengan Dia (ay. 20-22)
Melalui
ayat 20-22 ini diperlihatkan bagaimana Tuhan sendiri yang berinisiatif mencari
orang Laodikia supaya mereka mau membuka hatinya kepada Kristus sehingga Yesus
bersama-sama dengan mereka boleh duduk menikmati makan bersama. Kasih Allah
yang sungguh luar biasa dinyatakan kepada jemaat Laodikia di mana Allah sendiri
yang mendatangi, menyadarkan dan mengetuk hati mereka. Terlihat begitu dalamnya
kesombongan Laodikia, sehingga Yesus sudah berada di luar hidup mereka dan sekarang Ia menunggu
apakah mereka mau membuka dan mempersilahkan Dia masuk sehingga boleh duduk
bersama. Duduk dan makan bersama memperlihatkan bahwa ada hubungan yang mesra
menikmati kemenangan bersama dengan Tuhan. Kemenangan yang sejati yang
digambarkan dengan duduk di takhta Tuhan sebagaimana Dia duduk bersama di takhtaNYa
dengan Bapa. Memang Duduk bersama di takhta menunjukkan kuasa memerintah yang
tentunya lebih bersifat eskatologis. Tetapi demikianlah Tuhan menjanjikan kuasa
itu bagi orang-orang yang telah menang yakni mereka yang mau bertobat dan
membuka hatinya menerima Kristus masuk dan boleh menikmati persekutuan yang
intim dengan Tuhan. Jadi, persekutuan yang indah pada masa kekekalan yaitu
bersama dengan Kristus di sorga akan menjadi milik dan bagian orang yang mau
menerima Kristus. Dalam akhir ayat ini, Yesus mendesak umat percaya untuk
mendengar, memperhatikan dan mengerti apa yang difirman itu. Sehingga setiap
yang difirmankan itu memberi dampak kepada setiap dan gereja di segala jaman
dan tempat.
R e n u n g a n… Betapa besar
kasih setia Tuhan, Dia yang datang mendekat menghampiri dan mengetuk pintu hati kita. Dia mengharap kita
mau membuka pintu hati itu supaya kita diselamatkan dan menikmati persekutuan
denganNya. Dia sabar menunggu dan tidak mendobrak tetapi mengetuk sehingga
kesadaran kita dari dalam untuk mau membuka sangat Dia harapkan. Terlihat
bagaimana Dia membiarkan dan mengijinkan kita memutuskan apakah membuka hidup
kita bagi Dia atau tidak. Apakah hati dan hidup kita tertutup dan terkunci
rapat bagi Kristus. Ketahuilah hanya dengan membukakan pintu bagiNya dan
membiarkan Dia masuk maka kita akan dapat sukacita dan menikmati persekutuan
yang intim dan mesra dengan Yesus. Sehubungan dengan itu, Jika kita membiarkan
Kristus memasuki hidup kita ataupun rumah kita dalam arti Dia yang berkuasa dan
mengendalikan hidup kita mau dipimpin dan diarahkan maka Ia akan memperkenankan
kita memasuki rumah BapaNya dan selanjutnya mengijinkan kita duduk bersamaNya
ditahtahNya.
III.
Penutup
– Kesimpulan
- Tuhan mengecam bahkan muak melihat iman jemaat Laodikia yang suam-suam kuku. Tuhan juga muak dengan ibadah mereka yang hanya sebatas rutinitas. Bagaimana dengan ibadah kita,? Bagaimana dengan pelayanan kita.?
- Milikilah kesungguhan hati dalam mengikut dan beriman kepada Yesus sebab Tuhan tahu segala pekerjaan yang kita lakukan, bagiNya tidak ada yang tersembunyi, apakah gerangan penilaian Tuhan atas prilaku dan pekerjaan dan perbuatan kita.
- Tuhan mengasihi setiap umatNya dan senantiasa mencari kita supaya mau membuka hati dan mau bertobat.
- Orang yang mau menerima Kristus dan menyerahkan hidupnya dikuasai oleh Kristus maka kehidupan dan persekutuan yang intim akan dinikmati di dalam hidupnya dan di sorga kelak
Pdt.
Janto Sihombing
HKI
Resort Jakarta II