Minggu, 25 Oktober 2015

renungan Markus 10:46-52

Bahan Khotbah, Minggu 21 Sesudah Trinitatis, 25 Oktober 2015
Ep: Yeremia 3:11-18 Ev: Markus 10:46-52 P.HT. Kolose 3:12-13
Thema Minggu : Kuasa Yesus menyelamatkan orang beriman/ Hagoon ni Jesus paluahon naporsea
I. Pendahuluan
Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menuliskan judul perikop ini “Yesus menyembuhkan Bartimeus”. Memang demikianlah adanya termuat dalam isi cerita perikop bahwa ketika Yesus bersama dengan murid-muridNya memasuki Yeriko, orang banyak datang berbondong-bondong mengerumuni Dia dan seorang yang bernama Bartimeus datang berseru-seru memanggil Yesus dengan berkata: “Yesus Anak Daud Kasihanilah Aku”. Peristiwa ini dapat juga kita baca dalam Matius 20:29-34, juga dalam Lukas 18:35-43, hanya saja ada sedikit perbedaan di mana dalam Matius diceritakan bahwa orang buta bukan hanya Bartimeus sendiri tetapi mereka ada dua orang. Sementara Lukas menceritakan hanya Bartimeus sendiri. Bartimeus seorang buta berseru-seru memohon belas kasih Yesus dan banyak orang menegor dia dalam tindakannya itu, namun ia tidak menghiraukan larangan tersebut tetapi justru semakin keras berseru memanggil Yesus dan Yesus pun menyuruh orang untuk memanggil Dia sehingga Bartimeus bertemu dengan Yesus dan dapat menyampaikan keinginan dan kerinduannya kepada Yesus. Yesus menyembuhkan Bartimeus sebagaimana yang ia inginkan dan terjadilah mujizat dan kuasa Yesus yang menakjubkan.
II. Penjelasan Nats
1. Berserulah kepada Yesus memohon kasihNya untuk segala persoalan hidupmu
Bartimeus seorang buta tinggal di Yeriko dan duduk di pinggir jalan untuk setiap hari memohon belas kasihan orang yang lewat. Sebagai seorang buta dia tahu dan sadar bahwa dia adalah yang hina dan rendah. Sebab ada pemahaman bahwa kecacatan phisik seperti itu adalah kutuk atau karena dosa (bnd. Yoh 9:2). Mereka hidup terpinggirkan dan menjadi seorang pengemis yang hanya duduk meminta-minta. Dalam situasi seperti itulah keberadaan Bartimeus ketika Yesus memasuki Yeriko. Sebagai seorang buta ia hanya mendengar suara kerumunan orang yang berbondong-bondong dan setelah ia tahu bahwa Yesus sedang lewat maka iapun berseru memohon belas kasihan Yesus. Memang dalam Injil Lukas hal tahunya akan Yesus yang sedang lewat tidak dituliskan tetapi membaca dari paralel perikop ini dari Lukas 18:36-37 diceritakan bahwa Bartimeus diberitahu bahwa Yesus orang Nazareth sedang lewat. Sehingga begitu ia mengetahui bahwa ada Yesus sedang lewat ia tidak menyianyiakan waktu dan kesempatan itu untuk memohon kasihNya. Ia menyapa dan memanggil Yesus dengan berkata “Yesus Anak Daud, kasihanilah aku”. Anak Daud merupakan sebutan populer bagi Yesus sebagai Mesias karena sudah diketahui bahwa Mesias adalah seorang keturunan Raja Daud (Yesaya 9:7). Itu berarti Bartimeus tahu dan mengenal bahkan memiliki iman dan pengharapan akan Mesias yang mampu membebaskannya. Imannya kepada Yesus sebagai Mesias itulah yang menguatkan hatinya untuk berseru dan berseru kepada Yesus walau banyak orang melarangnya. Ia tidak mau menyianyiakan kesempatan untuk bisa bertemu dengan Yesus dan bahkan ia tidak menghiraukan larangan ataupun tegoran dari banyak orang malah semakin keras ia berseru kepada Yesus.
2. Yesus mendengar seruan orang percaya dan akan bertindak menolongnya
Bartimeus tidak menghiraukan tegoran orang banyak untuk mendapat belas kasihan Kristus. Yesuspun menyuruh untuk memanggil dia dan Bartimeus segera bergegas menjumpai Yesus. Kesempatan itu tidak disiasiakannya. Ia berdiri dan bahkan dengan cepat menanggalkan jubahnya untuk dapat lebih bebas berjalan bertemu dengan Yesus. Begitu bertemu dengan Yesus terjadilah hal luar biasa, Yesus menanyakan akan hal apa yang ia kehendaki untuk Yesus perbuat baginya. Hal itu menunjukkan kuasa dan kasih yang luar biasa. Kata-kata itu punya makna bahwa segalanya dapat Yesus lakukan, Ia sanggup melakukan apapun yang dikehendaki oleh Bartimeus dan Ia mau melakukannya untuk dia. Ada jaminan dan kepastian kuasa dan kasih yang akan diberikan kepada Bartimeus. Dan Bartimeus mengungkapkan iman dan kerinduannya. Ia percaya Yesus sanggup menyembuhkan dia dari kebutaannya. Sehingga dia berkata “Rabuni supaya aku dapat melihat”. Kata “Rabuni” menunjukkan bagaimana Bartimeus begitu menghormati Yesus dan mengenal Dia. Walaupun pengenalannya bukan dengan penglihatan matanya. Tetapi kepekaannya mendengar dan mempercayai akan Yesus sebagai Mesias terpelihara dan bertumbuh dalam hidupnya. Rabuni yang berasal dari kata Rabbi artinya Guru, tuan, dan ketika kata itu dipergunakan maka sipengguna menunjukkan kehormatan yang lebih tinggi dari kata Rabbi dan di dalamnya ada makna hal yang lebih pribadi. Pengenalan yang luar biasa dari seorang yang buta kepada Yesus. Matanya boleh buta, tapi mata hati dan imannya dapat melihat dan mengetahui siapa Yesus dan bagaimana kuasaNya.
3. Beriman kepada Kristus dengan sungguh akan menjadi keselamatan bagi orang percaya
Yesus berkata kepada Bartimeus “pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau”. Bartimeus memperlihatkan iman yang sungguh dan benar. Hal itu terlihat bagaimana ia begitu setia tetap berseru mamanggil dan berseru kepada Yesus walau begitu banyak tantangan yang melarang dia untuk tidak berseru. Ia tidak menyianyiakan kesempatan yang ada dan tidak mau terbelenggu dengan situasinya yang diklaim hina dan rendah. Ia mengenal Yesus yang sanggup membebaskan dan menyelamatkan dia dan di atas semuanya itu ia katakan kepada Yesus bahwa Ia ingin sembuh. Yesus melihat dan menilai hal itu sebagai iman yang kuat dan tentunya dapat menyelamatkan Bartimeus. Pengalaman Bartimeus ini mengajarkan kepada kita bahwa ukuran untuk datang kepada Yesus bukanlah jabatan, status atau hal-hal duniawi lainnya, namun ukurannya adalah iman. Kualitas iman Bartimeus menjadi kunci utama kesembuhan yang ia terima dari Yesus.
4. Berkat Tuhan yang kita terima hendaklah membuat kita semakin sungguh mengikutiNya
Bartimeus yang memperoleh kesembuhan dan keselamatan itu akhirnya mengikut Yesus. Ada sesuatu yang aneh dalam peristiwa ini. Sebenarnya Yesus menyuruh Bartimeus untuk pergi tetapi ia tidak pergi justru ia mengikut Yesus. Hal itu berbeda dengan kebanyakan orang karena sering terjadi setelah mendapat dan menerima berkat dan pertolongan dari Tuhan lupa dan meninggalkan Tuhan dan tidak tahu untuk bersyukur (bnd. 10 orang kusta dalam Lukas 17:11-19), tetapi hanya 1 orang yang kembali datang untuk bersyukur kepada Yesus.
III. Aplikasi dan Penutup
Bartimeus yang begitu lama menderita kebutaan dan cacat, tetapi ia hanya membutuhkan beberapa saat untuk mendapat pemulihan dan kesembuhan ketika sudah bertemu dengan Yesus. Yesus yang berbelas kasihan dan Bartimeus yang beriman kuat akhirnya menjadikan Bartimeus menikmati kesembuhan dan keselamatan. Penderitaan seberat apapun dan selama apapun kita alami bisa dalam sekejap sembuh dan lenyap jikalau Tuhan Yesus yang kita andalkan.
Begitu banyak orang memiliki mata jasmani yang sehat namun mata rohaninya sedang buta. Tidak dapat melihat kebenaran kasih Kristus dan tidak memiliki kepekaan akan kehadiran Kristus dalam hidupnya. Hendaklah kita menggunakan mata hati iman kita untuk melihat karya Tuhan Yesus dalam hidup kita sehingga kita tidak ragu untuk selalu mengikut Kristus dan berjalan di jalanNya yang penuh bahagia dan sukacita.
Orang beriman kepada Kristus tidak akan mundur walaupun banyak hambatan dan tantangan. Karena dunia sering tidak membiarkan kita untuk bebas datang bertemu dengan Yesus (bnd. Gereja-gereja di Singkil Aceh saat ini). Sungguh miris rasanya ketika untuk bertemu dengan Tuhanpun kita harus dihadang oleh orang-orang yang nyatanya juga memiliki agama. Jika Bartimeus tetap memanggil Yesus dalam kecacatannya dan tidak menghiraukan hadangan orang-orang yang melaranganya, maka kitapun haruslah menghadapi dan mengalahkan setiap tantangan untuk datang kepada Yesus. Di saat itulah kualitas iman kita semakin kelihatan dan terasah.
Pdt. Janto Sihombing,M.Th
HKI Cililitan n Pondok Gede

Jumat, 09 Oktober 2015

Khotbah Ibrani 4:12-16

Khotbah Minggu, 19 Sesudah Trinitatis 11 Oktober 2015
Ep. Amos 5:6-7 + 10-15 Ev. Ibrani 4:12-16 HT. 1-4

Thema: Berpegang Teguh kepada Pengakuan Iman

I. Pendahuluan
Surat Ibrani adalah surat yang dituliskan kepada orang-orang Kristen Yahudi yang ada di Roma yang sedang menghadapi pergumulan iman kekristenan. Mereka banyak mengalami penderitaan seperti penganiayaan berat baik secara sosial maupun fisik. Baik dari pihak bangsa Yahudi maupun Romawi. Oleh karena demikian beratnya pergumulan yang mereka hadapi sehingga tidak jarang banyak dari mereka harus memikir ulang tentang kebenaran iman mereka dalam kekristenan dan kesetiaanya kepada Kristus. Sehingga banyak juga yang tergoda untuk kembali kepada agama Yahudi dan hendak meninggalkan Kristus dan agama Kristen. Oleh karena itu penulis Ibrani menyuarakan supaya mereka tetap berpegang teguh kepada pengakuan iman mereka kepada Kristus dan tetap menghidupi kekristenannya. Dan untuk menguatkan pengajaran itu surat Ibrani memaparkan keunggulan Kekristenan dan kesuperioritasan Kristus dari semua tokoh tokoh besar dalam agama Yahudi bahkan dengan malaikat sekalipun. Demikian jugalah dalam khotbah kita ini, Penulis mau mengingatkan para pembaca supaya tidak putus asa tetapi supaya tetap berpegang teguh kepada pengakuan iman percayanya kepada firman Tuhan yang berkuasa dan kepada Yesus yang lebih tinggi daripada imam-imam Perjanjian Lama. Dialah Imam yang sejati dan yang sesungguhnya keimamanNya melebihi imam yang telah ada karena Yesus sebagai Imam Besar yang Agung telah melintasi semua langit.

II. Penjelasan
1. Berpegang teguhlah kepada Firman Allah sebab Firman Allah bukan sekedar kumpulan kata-kata dari Allah tetapi firman itu hidup dan berkuasa ( ay. 12-13)
Firman Allah yang hidup dan berkuasa itu digambarkan lebih tajam dari pedang bermata dua.
Pedang bermata dua adalah senjata yang cukup dikenal ketika itu, karena senjata itu dipakai oleh tentara Romawi dalam berperang menghadapi musuh mereka. Pedang bermata dua, adalah pedang yang kedua sisinya dipertajam demikian juga dengan ujungnya sehingga pedang itu dengan cepat dapat menusuk lebih dalam, melukai dan mematikan. Itu berarti Firman Allah akan tetap menjadi pegangan orang percaya untuk menghadapi dan mengalahkan musuh iman yaitu siasat dan kuasa iblis. Firman Allah itu hidup dan kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua berarti bahwa Firman Allah berkuasa penuh melihat bahkan menelanjangi hidup seseorang. Tidak ada yang bisa disembunyikan di hadapan Allah, Dia mengetahui keberadaan orang di mana saja dan segala sesuatu tentang diri kita terbuka lebar bagi mataNya yang maha melihat. Allah melihat segala hal yang kita lakukan dan yang kita pikirkan dan itu berarti di hadapan Tuhan tidak ada yang dapat kita rahasiakan. Jadi ada tiga hal dari ayat 12-13 ini akan fungsi Firman Tuhan dengan gambaran ketajaman pedang bermata dua yaitu: Firman itu Tajam, Firman itu menusuk amat dalam dan dan firman itu menelanjangi R e n u n g a n :

P e r t a m a Tuhan telah mempersenjatai kita dengan firmanNya di dalam kita menghadapi kuasa dunia ini, segala kuasa dan godaan dari sijahat/iblis akan dapat kita menangkan melalui kuasa firman Tuhan yang kita pegang dan kita imani. Marilah kita imani bahwa firman Tuhan atau Alkitab bukan sekedar kumpulan kata-kata dari Tuhan Allah tetapi firman itu adalah firman yang hidup yang begitu dinamis dan berkuasa untuk mengubah kehidupan ketika bekerja dalam kehidupan kita.
K e d u a, Makna lain dari ketajaman firman yang digambarkan dengan pedang yang tajam juga mengartikan bahwa firman Tuhan berkuasa untuk menunjukkan siapa kita sesungguhnya. Ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum dan sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran kita. Karena itu firman Allah menyingkapkan siapa kita sesungguhnya sebab oleh firman Allah kita ditelanjangi sebab di hadapan firman tidak ada yang tersembunyi. Segala perbuatan kita begitu terbuka dihadapannya. Oleh karena itu marilah kita sadari bahwa firman Allah menembus inti kehidupan moral dan rohani kita. Firman Allah melihat apa yang ada dalam diri kita yang baik atau yang jahat. Karena itu firman Allah senantiasa mengingatkan kita untuk mengambil keputusan supaya kita tidak hanya mendengar begitu saja tetapi harus membiarkan firman Tuhan itu membentuk diri kita. Firman Allah yang penuh kuasa itu, di dalam kitab Yohanes 1:1…dikatakan telah menjadi Daging dan menjelma menjadi manusia dialah Yesus Kristus. Karena itu Yesus yang adalah firman yang telah menjadi Daging kepadaNya kita harus beriman dan berpegang teguh sebab hidup dan kehidupan kita semuanya akan kita pertanggungjawabkan kepadaNya

2. Berpegang Teguhlah beriman kepada Kristus Sebab Kristus Lebih tinggi mengatasi daripada imam-imam yang ada ( ay. 14-15 )
Penulis Ibrani mengingatkan orang-orang Kristen Yahudi yang kala itu mulai goyah karena beratnya penderitaan yang mereka hadapi sebagai orang Kristen dan yang beriman kepada Kristus. Situasi yang begitu berat yang dihadapi membuat mereka harus berpikir ulang akan iman mereka. Sehingga Firman ini menyadarkan dan menyemangati mereka untuk tidak melepaskan iman kepada Kristus tetapi justru harus berpegang teguh kepadaNya. Maka untuk menguatkan iman percaya mereka, kembali dalam ayat ini diperlihatkan dan dipaparkan keunggulan atau kesuperioritasan Kristus. Para imam-imam bait Suci Yahudi hanyalah berperan sebagai petugas yang mempersembahkan kurban pendamaian dan masuk ke ruang maha kudus hanya sekali setahun. Dia sebagai imam Besar akan melintasi ruang Kudus untuk menuju ruang maha kudus yang dibatasi tabir pembatas. Di sana ia menghadap dan memasuki hadirat Tuhan dan berperan sebagai pengantara antara umat dengan Tuhan untuk memohon pengampunan dosa yang ditandai dengan mempersembahkan korban. Imam besar bait Allah Yahudi hanyalah melintasi ruang kudus untuk masuk ruang maha kudus, dan dia melakukannya sekali setahun, dia sebagai imam besar mempersembahkan korban yang tentunya dirinya hanyalah sebagai pengantara dan dia sendiri harus juga memperoleh pengampunan dosa terlebih dahulu. Tetapi Yesus jauh lebih tinggi dan lebih unggul sebab Dialah Imam Besar Agung yang melintasi bukan ruang kudus saja tetapi melintasi langit dan yang datang dan masuk ke dalam sorga yang bukan buatan manusia. Ia sendiri telah membuka dan meruntuhkan tabir pembatas itu. Selain itu juga, Ia sebagai Imam Besar Agung bukan membawa domba atau binatang lainnya untuk dipersembahkan tetapi Dia sendirilah Anak Domba Allah yang menjadi korban pendamaian dan penebusan sehingga Ia benar-benar dapat merasakan penderitaan umat bukan seperti imam-imam pada umumnya yang tidak turut merasakannya karena bukan dirinya yang dikorbankan ( Ibrani 4:24).

R e n u n g a n Marilah kita berpegang teguh dan beriman kepada Kristus karena Dialah Imam Agung yang dapat mengampuni dosa-dosa kita sebab di dalam dan oleh Dialah sebagai anak Domba Allah segala kelemahan kita ditanggung sehingga kita mendapat penebusan dan pengampunan. Otoritas Kristus melebihi segalanya dan di dalam DiriNya KeAllahan Allah dan kemanusiaan manusia sempurna. Karena itu tetaplah beriman dan berpegang teguh kepadaNya.

3. Berpegang tegulah kepada rahmat dan karunia yang telah diberikan kepadamu sebab dengan itulah kita dapat berani memasuki dan memasuki tahta kudus Tuhan ( ay. 16)
Dalam ayat 16 ini, Keunggulan karya Kristus sebagai Imam Besar Agung diperlihatkan kembali, Dimana, melalui pendamaian dan penebusanNya akan dosa-dosa kita maka umat dapat menghampiri dan memasuki tahtah kudus Tuhan. Tentunya hanya oleh Yesuslah itu terjadi sebab ruang mahakudus atau kekudusan Allah bagi orang Yahudi adalah kematian dan kekudusan itu membuat jarak yang tak terhampiri, tetapi di dalam Kristus tabir itu sudah dibukakan dan oleh Dia dan karya kasihNya manusia dapat memasukinya.
Dalam ayat 16 ini, Keunggulan karya Kristus sebagai Imam Besar Agung diperlihatkan kembali, Dimana, melalui pendamaian dan penebusanNya akan dosa-dosa kita maka umat dapat menghampiri dan memasuki tahtah kudus Tuhan. Tentunya hanya oleh Yesuslah itu terjadi sebab ruang mahakudus atau kekudusan Allah bagi orang Yahudi adalah kematian dan kekudusan itu membuat jarak yang tak terhampiri, tetapi di dalam Kristus tabir itu sudah dibukakan dan oleh Dia dan karya kasihNya manusia dapat memasukinya.
dalam kasihNya. Dan terus kita berharap dan berpegang teguh bahwa perjalanan iman kita sedang arak-arakan menuju sorga yang telah Yesus sediakan sebagaimana yang dikatakan dalam Yohanes 14: 3…” dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya ditempat di mana Aku berada kamu pun berada.

III. Penutup dan Kesimpulan
 1.  Iman yang sejati kepada Kristus akan lebih teruji ketika menghadapi banyak masalah dan pergumulan. Adakah kita tetap setia kepadaNya ketika beban hidup tak kunjung selesai, ketika sakit penyakit dan persoalan ekonomi maupun masalah rumah tangga atau pekerjaan yang semakin tidak jelas?
ataukah kita hanya mengaku beriman kepadaNya ketika semuanya berjalan baik dan indah??? Khotbah ini menguatkan kita apapun masalah hidup tetaplah berpegang teguh kepada Firman Tuhan dan jangan pernah meragukan melepaskan Kristus dalam hidupmu

2. Firman Allah hidup dan kuat lebih tajam dari pedang bermata dua manapun, Karena firman itulah senjata rohani kita menghadapi siasat tipu muslihat kuasa iblis. Firman Tuhan lebih tajam dari pedang bermata dua yang dapat lebih dalam memperlihatkan siapa kita sesungguhnya karena itu tetaplah berpegang teguh kepada firman Tuhan
3. Kristuslah satu-satuNya Imam Besar Agung yang menganugerahkan pengampunan dosa sehingga terbuka jalan memasuki tahta kudus Tuhan kepada umat percaya karena itu percayalah dan tetap berpegang teguh kepadaNya.
Pdt. Janto Sihombing, M.Th
HKI Cililitan n HKI Pondok Gede Ress. Jakarta II

Khotbah Ibrani 4:12-16

Khotbah Minggu, 19 Sesudah Trinitatis 11 Oktober 2015
Ep. Amos 5:6-7 + 10-15 Ev. Ibrani 4:12-16 HT. 1-4

Thema: Berpegang Teguh kepada Pengakuan Iman

I. Pendahuluan
Surat Ibrani adalah surat yang dituliskan kepada orang-orang Kristen Yahudi yang ada di Roma yang sedang menghadapi pergumulan iman kekristenan. Mereka banyak mengalami penderitaan seperti penganiayaan berat baik secara sosial maupun fisik. Baik dari pihak bangsa Yahudi maupun Romawi. Oleh karena demikian beratnya pergumulan yang mereka hadapi sehingga tidak jarang banyak dari mereka harus memikir ulang tentang kebenaran iman mereka dalam kekristenan dan kesetiaanya kepada Kristus. Sehingga banyak juga yang tergoda untuk kembali kepada agama Yahudi dan hendak meninggalkan Kristus dan agama Kristen. Oleh karena itu penulis Ibrani menyuarakan supaya mereka tetap berpegang teguh kepada pengakuan iman mereka kepada Kristus dan tetap menghidupi kekristenannya. Dan untuk menguatkan pengajaran itu surat Ibrani memaparkan keunggulan Kekristenan dan kesuperioritasan Kristus dari semua tokoh tokoh besar dalam agama Yahudi bahkan dengan malaikat sekalipun. Demikian jugalah dalam khotbah kita ini, Penulis mau mengingatkan para pembaca supaya tidak putus asa tetapi supaya tetap berpegang teguh kepada pengakuan iman percayanya kepada firman Tuhan yang berkuasa dan kepada Yesus yang lebih tinggi daripada imam-imam Perjanjian Lama. Dialah Imam yang sejati dan yang sesungguhnya keimamanNya melebihi imam yang telah ada karena Yesus sebagai Imam Besar yang Agung telah melintasi semua langit.

II. Penjelasan
1. Berpegang teguhlah kepada Firman Allah sebab Firman Allah bukan sekedar kumpulan kata-kata dari Allah tetapi firman itu hidup dan berkuasa ( ay. 12-13)
Firman Allah yang hidup dan berkuasa itu digambarkan lebih tajam dari pedang bermata dua.
Pedang bermata dua adalah senjata yang cukup dikenal ketika itu, karena senjata itu dipakai oleh tentara Romawi dalam berperang menghadapi musuh mereka. Pedang bermata dua, adalah pedang yang kedua sisinya dipertajam demikian juga dengan ujungnya sehingga pedang itu dengan cepat dapat menusuk lebih dalam, melukai dan mematikan. Itu berarti Firman Allah akan tetap menjadi pegangan orang percaya untuk menghadapi dan mengalahkan musuh iman yaitu siasat dan kuasa iblis. Firman Allah itu hidup dan kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua berarti bahwa Firman Allah berkuasa penuh melihat bahkan menelanjangi hidup seseorang. Tidak ada yang bisa disembunyikan di hadapan Allah, Dia mengetahui keberadaan orang di mana saja dan segala sesuatu tentang diri kita terbuka lebar bagi mataNya yang maha melihat. Allah melihat segala hal yang kita lakukan dan yang kita pikirkan dan itu berarti di hadapan Tuhan tidak ada yang dapat kita rahasiakan. Jadi ada tiga hal dari ayat 12-13 ini akan fungsi Firman Tuhan dengan gambaran ketajaman pedang bermata dua yaitu: Firman itu Tajam, Firman itu menusuk amat dalam dan dan firman itu menelanjangi R e n u n g a n :

P e r t a m a Tuhan telah mempersenjatai kita dengan firmanNya di dalam kita menghadapi kuasa dunia ini, segala kuasa dan godaan dari sijahat/iblis akan dapat kita menangkan melalui kuasa firman Tuhan yang kita pegang dan kita imani. Marilah kita imani bahwa firman Tuhan atau Alkitab bukan sekedar kumpulan kata-kata dari Tuhan Allah tetapi firman itu adalah firman yang hidup yang begitu dinamis dan berkuasa untuk mengubah kehidupan ketika bekerja dalam kehidupan kita.
K e d u a, Makna lain dari ketajaman firman yang digambarkan dengan pedang yang tajam juga mengartikan bahwa firman Tuhan berkuasa untuk menunjukkan siapa kita sesungguhnya. Ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum dan sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran kita. Karena itu firman Allah menyingkapkan siapa kita sesungguhnya sebab oleh firman Allah kita ditelanjangi sebab di hadapan firman tidak ada yang tersembunyi. Segala perbuatan kita begitu terbuka dihadapannya. Oleh karena itu marilah kita sadari bahwa firman Allah menembus inti kehidupan moral dan rohani kita. Firman Allah melihat apa yang ada dalam diri kita yang baik atau yang jahat. Karena itu firman Allah senantiasa mengingatkan kita untuk mengambil keputusan supaya kita tidak hanya mendengar begitu saja tetapi harus membiarkan firman Tuhan itu membentuk diri kita. Firman Allah yang penuh kuasa itu, di dalam kitab Yohanes 1:1…dikatakan telah menjadi Daging dan menjelma menjadi manusia dialah Yesus Kristus. Karena itu Yesus yang adalah firman yang telah menjadi Daging kepadaNya kita harus beriman dan berpegang teguh sebab hidup dan kehidupan kita semuanya akan kita pertanggungjawabkan kepadaNya

2. Berpegang Teguhlah beriman kepada Kristus Sebab Kristus Lebih tinggi mengatasi daripada imam-imam yang ada ( ay. 14-15 )
Penulis Ibrani mengingatkan orang-orang Kristen Yahudi yang kala itu mulai goyah karena beratnya penderitaan yang mereka hadapi sebagai orang Kristen dan yang beriman kepada Kristus. Situasi yang begitu berat yang dihadapi membuat mereka harus berpikir ulang akan iman mereka. Sehingga Firman ini menyadarkan dan menyemangati mereka untuk tidak melepaskan iman kepada Kristus tetapi justru harus berpegang teguh kepadaNya. Maka untuk menguatkan iman percaya mereka, kembali dalam ayat ini diperlihatkan dan dipaparkan keunggulan atau kesuperioritasan Kristus. Para imam-imam bait Suci Yahudi hanyalah berperan sebagai petugas yang mempersembahkan kurban pendamaian dan masuk ke ruang maha kudus hanya sekali setahun. Dia sebagai imam Besar akan melintasi ruang Kudus untuk menuju ruang maha kudus yang dibatasi tabir pembatas. Di sana ia menghadap dan memasuki hadirat Tuhan dan berperan sebagai pengantara antara umat dengan Tuhan untuk memohon pengampunan dosa yang ditandai dengan mempersembahkan korban. Imam besar bait Allah Yahudi hanyalah melintasi ruang kudus untuk masuk ruang maha kudus, dan dia melakukannya sekali setahun, dia sebagai imam besar mempersembahkan korban yang tentunya dirinya hanyalah sebagai pengantara dan dia sendiri harus juga memperoleh pengampunan dosa terlebih dahulu. Tetapi Yesus jauh lebih tinggi dan lebih unggul sebab Dialah Imam Besar Agung yang melintasi bukan ruang kudus saja tetapi melintasi langit dan yang datang dan masuk ke dalam sorga yang bukan buatan manusia. Ia sendiri telah membuka dan meruntuhkan tabir pembatas itu. Selain itu juga, Ia sebagai Imam Besar Agung bukan membawa domba atau binatang lainnya untuk dipersembahkan tetapi Dia sendirilah Anak Domba Allah yang menjadi korban pendamaian dan penebusan sehingga Ia benar-benar dapat merasakan penderitaan umat bukan seperti imam-imam pada umumnya yang tidak turut merasakannya karena bukan dirinya yang dikorbankan ( Ibrani 4:24).

R e n u n g a n Marilah kita berpegang teguh dan beriman kepada Kristus karena Dialah Imam Agung yang dapat mengampuni dosa-dosa kita sebab di dalam dan oleh Dialah sebagai anak Domba Allah segala kelemahan kita ditanggung sehingga kita mendapat penebusan dan pengampunan. Otoritas Kristus melebihi segalanya dan di dalam DiriNya KeAllahan Allah dan kemanusiaan manusia sempurna. Karena itu tetaplah beriman dan berpegang teguh kepadaNya.

3. Berpegang tegulah kepada rahmat dan karunia yang telah diberikan kepadamu sebab dengan itulah kita dapat berani memasuki dan memasuki tahta kudus Tuhan ( ay. 16)
Dalam ayat 16 ini, Keunggulan karya Kristus sebagai Imam Besar Agung diperlihatkan kembali, Dimana, melalui pendamaian dan penebusanNya akan dosa-dosa kita maka umat dapat menghampiri dan memasuki tahtah kudus Tuhan. Tentunya hanya oleh Yesuslah itu terjadi sebab ruang mahakudus atau kekudusan Allah bagi orang Yahudi adalah kematian dan kekudusan itu membuat jarak yang tak terhampiri, tetapi di dalam Kristus tabir itu sudah dibukakan dan oleh Dia dan karya kasihNya manusia dapat memasukinya.
Dalam ayat 16 ini, Keunggulan karya Kristus sebagai Imam Besar Agung diperlihatkan kembali, Dimana, melalui pendamaian dan penebusanNya akan dosa-dosa kita maka umat dapat menghampiri dan memasuki tahtah kudus Tuhan. Tentunya hanya oleh Yesuslah itu terjadi sebab ruang mahakudus atau kekudusan Allah bagi orang Yahudi adalah kematian dan kekudusan itu membuat jarak yang tak terhampiri, tetapi di dalam Kristus tabir itu sudah dibukakan dan oleh Dia dan karya kasihNya manusia dapat memasukinya.
dalam kasihNya. Dan terus kita berharap dan berpegang teguh bahwa perjalanan iman kita sedang arak-arakan menuju sorga yang telah Yesus sediakan sebagaimana yang dikatakan dalam Yohanes 14: 3…” dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya ditempat di mana Aku berada kamu pun berada.

III. Penutup dan Kesimpulan
1. Firman Allah hidup dan kuat lebih tajam dari pedang bermata dua manapun, Karena firman itulah senjata rohani kita menghadapi siasat tipu muslihat kuasa iblis. Firman Tuhan lebih tajam dari pedang bermata dua yang dapat lebih dalam memperlihatkan siapa kita sesungguhnya karena itu tetaplah berpegang teguh kepada firman Tuhan
2. Kristuslah satu-satuNya Imam Besar Agung yang menganugerahkan pengampunan dosa sehingga terbuka jalan memasuki tahta kudus Tuhan kepada umat percaya karena itu percayalah dan tetap berpegang teguh kepadaNya.
Pdt. Janto Sihombing, M.Th
HKI Cililitan n HKI Pondok Gede Ress. Jakarta II