Khotbah Minggu 11 Sesudah
Trinitatis, 16 Agustus 2015
Ep.
Keluaran 2 : 23 – 3 : 10 Ev.
Ibrani 13 : 1 – 15 P.HT.
Kolose 3 : 12 – 13
Thema
Minggu : “Aku Sekali-kali Tidak Meninggalkan Engkau”/
Sandok Tung Na So
TinggalhononKu do Ho
I.
Pendahuluan
Surat
Ibrani adalah Surat yang dialamatkan pertama sekali kepada orang Yahudi
yang telah menjadi pengikut Kristus. Mereka telah menerima dan menjadi pengikut
Kristus, namun karena terjadi penganiayaan yang begitu berat, baik secara
kehidupan sosial maupun secara fisik, baik dari pihak bangsa Yahudi maupun
Romawi, mereka mulai bimbang dan goyah untuk mempertimbangkan kembali menjadi
agama Yahudi. Dengan demikian, Surat Ibrani memberikan penguatan dan peneguhan
serta mengingatkan mereka supaya tetap beriman kepada Yesus dan tinggal tetap
dalam Kekristenan. Untuk Itulah dalam kitab Ibrani diperlihatkan kesempurnaan
Kristus sebagai keselamatan dan kehidupan yang jauh lebih unggul dan sempurna
dari siapapun dalam dunia ini. Sang Penulis menyatakan identitas sejati Yesus
sebagai Allah. Dialah Penguasa Tertinggi. Ia lebih mulia daripada agama atau
malaikat manapun. Ia lebih tinggi dari pemimpin Yahudi manapun (seperti
Abraham, Musa, atau Yosua) dan lebih tinggi daripada Imam manapun. Setelah itu,
dalam surat ini dimuat juga implikasi-implikasi praktis dari mengikut Kristus. Yakni
berbagai nasehat untuk cara hidup sehari-hari dan nasehat moral dan itulah yang
menjadi khotbah kita hari ini, yaitu Ibrani 13 : 1 – 15.
II.
Penjelasan dan Renungan
1.
Perlihatkanlah
kasih yang sungguh-sungguh kepada orang lain dengan tindakan nyata (ay.1-7;9)
Berbagai pesan moral dan nasehat praktis
disampaikan oleh penulis surat Ibrani ini dalam bagian akhir surat ini, yakni
sebagai implikasi praktis dari mengikut Kristus dengan menyatakan kasih yang
sungguh-sungguh kepada orang lain dengan tindakan nyata, yakni : memberi
tumpangan kepada orang asing, empati terhadap orang-orang yang dalam hukuman
dan yang diperlakukan dengan sewenang-wenang, menghormati janji perkawinan, dan
mensyukuri apa sudah dimiliki, memperhatikan para pemimpin untuk dapat
meneladani iman mereka, dan jangan mau disesatkan pengajar sesat yang
mengajarkan ajaran-ajaran sesat.
- Dengan memberi tumpangan kepada orang asing ada tiga orang dalam PL dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat, Abraham (Kej 18:1…), Gideon (Hakim 6:11…), Manoah (Hakim 13:2…).
- Berempati kepada orang-orang hukuman, yang diperlakukan dengan sewenang-wenang bahkan terpenjara oleh karena perjuangan kebenaran, keadilan dan karena iman kepada Yesus Kristus. Begitu pentingnya hal ini diberlakukan dalam hidup sehingga Yesus berkata bahwa pengikutNya yang sejati harus menghidupi dan melaksanakannya (lih. Matius 25:36 ).
- Menghormati perkawinan, Menghormati perkawinan akan menuntut kepekaan dan keyakinan Kristiani yang sangat besar. Itu berarti kekudusan perkawinan begitu berharga di hadapan Tuhan. Suami istri sama-sama harus menjaga kekudusan perkawinan itu sebab dengan demikian mereka diberkati oleh Tuhan dan menjadi alat bagi kemuliaanNya.
- Mensyukuri apa yang sudah dimiliki, Belajar untuk mencukupkan diri dan menikmatinya bukan marah dan mengeluh karena tidak dapat memiliki yang lain. Orang yang materialis sering tidak dapat puas dan menikmati bahkan sering meragukan kesanggupan Allah untuk mencukupkan kebutuhannya. Ketahuilah bahwa segalanya akan berlalu dan lenyap, demikian juga uang dan harta akan ditinggalkan (lih. Pilipi 4 : 11, belajar puas dengan apa yang dimiliki 1 Yohanes 2:17).
- Meneladani iman para pemimpin yang mengajarkan dan meneladankan akan kebenaran Injil firman Tuhan dalam kehidupannya. Mengingat para pemimpin iman yang telah mencurahkan hidupnya untuk pelayanan pekabaran injil.
- Jangan mau disesatkan pengajar sesat yang mengajarkan ajaran-ajaran sesat, Sebagai Kristen Yahudi mereka sering dikunjungi dan diganggu untuk kembali kepada ritual keYahudian dan hukum-hukum yang harus dipatuhi untuk mendapatkan keselamatan.
R
e n u n g a n
Penulis surat Ibrani mengingatkan orang
Kristen benar-benar hidup secara Kristiani. Orang-orang Kristen yang Kristiani berarti
mempraktekkan dan menghidupi kekristenan sebagaimana yang diajarkan Kristus. Nasehat-nasehat
praktis itu hendak mengatakan bahwa keristenan itu harus dihidupi jangan hanya
sebatas kata-kata tetapi haruslah dalam perbuatan dan tindakan nyata. Tentunya
nasehat surat Ibrani ini begitu relevan dalam kehidupan kita sekarang. Begitu
banyak sekarang hidup orang Kristen yang kurang kristiani. Kristen tetapi tidak Kristiani.
Melalui nats ini yang Kristiani itu diuraikan melalui beberapa tindakan yang
harus diimplementasikan oleh seorang Kristen dalam hidup sehari-hari dan kita
diingatkan kembali akan kasih yang sungguh-sungguh itu diperlihatkan dalam
tindakan dan perbuatan nyata. Bagaimanakah keramahtamaan, empati, kesetian dan
kepuasan akan pemberian Tuhan diberlakukan sebagai implikasi kasih Kristus
dalam kehidupan kita.
2.
Yesus
Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (ay.
8)
Orang Kristen Yahudi perlu diingatkan
dalam penganiayaan yang sedang mereka hadapi supaya tidak pernah ragu dan
bimbang akan Kristus. Walau begitu banyak tantangan yang datang baik dari orang
Yahudi sendiri ataupun penguasa Romawi orang Kristen Yahudi harus tetap beriman
kepada Yesus jangan meninggalkan Kristus. Kekuatan kuasa dan kasih setiaNya tetap
dan tidak berubah dan situasi yang
mereka hadapi boleh berubah-ubah tetap Kristus tidak pernah berubah.
R
e n u n g a n
Mengerti bahwa Tuhan Yesus itu tidak
pernah berubah, kuasa, kasih dan janji setiaNya tetap dan tak berubah, pada
saat ini begitu relevan bagi kita. Allah tidak berubah dan tidak mungkin
berdusta, oleh karena itu, saat kita menghadapi badai persoalan hidup kita
dapat tetap percaya kepadaNya. Tetapi jangan lupa bahwa Dia adalah Allah yang
suci dan adil, karena itu kita harus tetap taat walaupun sedang berada dalam
kesulitan. Pemazmur pernah berkata “Sebab
Tuhan itu baik, kasih setiaNya untuk selama-lamya, dan kesetiaanNya tetap turun
temurun” (lih Mazmur 100 : 5). Jika saat ini kita sedang mengalami kesulitan
atau pergumulan berat, jangan pernah putus asa, apalagi pergi meninggalkan Dia dan
minta pertolongan kepada allah lain. Datanglah kepada Kristus karena Dialah
yang berkuasa yang dapat diandalkan untuk menolong dan memberi kekuatan. Kita
patut berbahagia. Sebab walaupun segala sesuatu di dunia ini berubah, Tuhan
tetap setia mengasihi, berlimpah anugerah dan mau menerima kita. Kalau Tuhan
Allah tetap setia mengasihi, menolong dan menyelamtakan kita , marilah kita
tetap setia dan berlaku benar.
3.
Yesus
Kristus sudah mati untuk menanggung dosa umat Manusia (ay. 10-14)
Penulis surat Ibrani kembali mengingatkan
orang Kristen Yahudi akan keunggulan Yesus Kristus sehingga dengan penjelasan
itu mereka diharapkan untuk tetap setia beriman kepadaNya dan tidak
meninggalkanNya. Orang-orang Kristen Yahudi diolok-olok dan dianiaya oleh orang
Yahudi dan Romawi yang tidak percaya kepada Kristus sang Mesias. Oleh karena
itu ayat ini memberitahukan bahwa pengurbanan Kristus lebih besar dari sistem
kurban Perjanjian Lama yang dilakukan Imam besar di dalam suatu mezbah di dalam
kemah. Karena Dialah yang dengan belas kasih setiaNya yang telah menjadi korban
penebusan dan penghapusan dosa yang sempurna dan dipersembahkan di luar pintu
gerbang untuk menguduskan umatNya. sehingga oleh DarahNya ada pengampunan.
R
e n u n g a n
Pemahaman dari ayat ini hendak
menyemangati orang Kristen Yahudi sebagaimana Kristus telah mati dan menjadi
kurban pengampunan dosa yang dikurbankan di luar kemah (luar kemah= najis,
kehinaan). Itu artinya penderitaan yang dialami oleh orang Kristen Yahudi
adalah sebagai tanda ikut serta dalam penderitaan Kristus untuk kesaksian iman
mereka. Sebagaimana Yesus kristus dibawa keluar gerbang Yerusalem untuk mengalami penderitan dan
penghinaan demi kepentingan umat maka sudah saatnya bagi mereka turut merasakan
penderitaan itu sebagai tanda kesetiaan mereka akan Kristus. Tentunya juga
dengan kita saat ini.
4.
Tuhan
berkenan akan perbuatan-perbuatan baik karena itu jangan pernah lupa
melakukannya (ay. 15)
Ayat 15 ini berisikan: “Sebab itu marilah kita oleh Dia, senantiasa
mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan
namaNya”. Itu berarti bahwa persembahan yang dilakukan bukanlah lagi untuk
kurban pengampuan dosa tetapi kurban ucapan syukur karena korban pengampuan
dosa telah sempurna dilakukan oleh Yesus.
R
e n u n g a n
Marilah senantiasa memuji Tuhan, Mulut
kita dan totalitas hidup ini seharusnya
mengakui nama Allah dan meninggikanNya melalui kata dan perbuatan. Segala
perbuatan baik itu sangat berkenan kepada Tuhan sebagai implementasi iman kita kepada Kristus. Berbuat baik dan
memberi bantuan atau menolong orang lain sangat menyenangkan hati Tuhan dan
berkenan kepadaNya walaupun tindakan-tindakan itu tidak diketahui orang lain.
Pdt. Janto Sihombing,
M.Th
Ress. Jakarta II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar