Kamis, 13 Agustus 2015

Renungan Khotbah Ibrani 13:1-15



Khotbah Minggu 11 Sesudah Trinitatis,  16 Agustus  2015
Ep. Keluaran 2 : 23 – 3 : 10                                    Ev. Ibrani  13 : 1 – 15                      P.HT. Kolose 3 : 12 – 13
Thema Minggu : “Aku Sekali-kali Tidak Meninggalkan Engkau”/
Sandok Tung Na So TinggalhononKu do Ho

I.                   Pendahuluan
Surat  Ibrani adalah Surat yang dialamatkan pertama sekali kepada orang Yahudi yang telah menjadi pengikut Kristus. Mereka telah menerima dan menjadi pengikut Kristus, namun karena terjadi penganiayaan yang begitu berat, baik secara kehidupan sosial maupun secara fisik, baik dari pihak bangsa Yahudi maupun Romawi, mereka mulai bimbang dan goyah untuk mempertimbangkan kembali menjadi agama Yahudi. Dengan demikian, Surat Ibrani memberikan penguatan dan peneguhan serta mengingatkan mereka supaya tetap beriman kepada Yesus dan tinggal tetap dalam Kekristenan. Untuk Itulah dalam kitab Ibrani diperlihatkan kesempurnaan Kristus sebagai keselamatan dan kehidupan yang jauh lebih unggul dan sempurna dari siapapun dalam dunia ini. Sang Penulis menyatakan identitas sejati Yesus sebagai Allah. Dialah Penguasa Tertinggi. Ia lebih mulia daripada agama atau malaikat manapun. Ia lebih tinggi dari pemimpin Yahudi manapun (seperti Abraham, Musa, atau Yosua) dan lebih tinggi daripada Imam manapun. Setelah itu, dalam surat ini dimuat juga implikasi-implikasi praktis dari mengikut Kristus. Yakni berbagai nasehat untuk cara hidup sehari-hari dan nasehat moral dan itulah yang menjadi khotbah kita hari ini, yaitu  Ibrani 13 : 1 – 15.

II.                Penjelasan dan Renungan
1.        Perlihatkanlah kasih yang sungguh-sungguh kepada orang lain dengan tindakan nyata (ay.1-7;9)
Berbagai pesan moral dan nasehat praktis disampaikan oleh penulis surat Ibrani ini dalam bagian akhir surat ini, yakni sebagai implikasi praktis dari mengikut Kristus dengan menyatakan kasih yang sungguh-sungguh kepada orang lain dengan tindakan nyata, yakni : memberi tumpangan kepada orang asing, empati terhadap orang-orang yang dalam hukuman dan yang diperlakukan dengan sewenang-wenang, menghormati janji perkawinan, dan mensyukuri apa sudah dimiliki, memperhatikan para pemimpin untuk dapat meneladani iman mereka, dan jangan mau disesatkan pengajar sesat yang mengajarkan ajaran-ajaran sesat.
  1. Dengan memberi tumpangan kepada orang asing ada tiga orang dalam PL dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat, Abraham (Kej 18:1…), Gideon  (Hakim 6:11…), Manoah (Hakim 13:2…).
  2. Berempati kepada orang-orang hukuman, yang diperlakukan dengan sewenang-wenang bahkan terpenjara oleh karena perjuangan kebenaran, keadilan dan karena iman kepada Yesus Kristus. Begitu pentingnya hal ini diberlakukan dalam hidup sehingga Yesus berkata bahwa pengikutNya yang sejati harus menghidupi dan melaksanakannya (lih. Matius 25:36 ).
  3. Menghormati perkawinan, Menghormati perkawinan akan menuntut kepekaan dan keyakinan Kristiani yang sangat besar. Itu berarti kekudusan perkawinan begitu berharga di hadapan Tuhan. Suami istri sama-sama harus menjaga kekudusan perkawinan itu sebab dengan demikian mereka diberkati oleh Tuhan dan menjadi alat bagi kemuliaanNya.
  4. Mensyukuri apa yang sudah dimiliki, Belajar untuk mencukupkan diri dan menikmatinya bukan marah dan mengeluh karena tidak dapat memiliki yang lain. Orang yang materialis sering tidak dapat puas dan menikmati bahkan sering meragukan kesanggupan Allah untuk mencukupkan kebutuhannya. Ketahuilah bahwa segalanya akan berlalu dan lenyap, demikian juga uang dan harta akan ditinggalkan (lih. Pilipi 4 : 11, belajar puas dengan apa yang dimiliki  1 Yohanes 2:17).
  5. Meneladani iman para pemimpin yang mengajarkan dan meneladankan akan kebenaran Injil firman Tuhan dalam kehidupannya. Mengingat para pemimpin iman yang telah mencurahkan hidupnya untuk pelayanan pekabaran injil.
  6. Jangan mau disesatkan pengajar sesat yang mengajarkan ajaran-ajaran sesat, Sebagai Kristen Yahudi mereka sering dikunjungi dan diganggu untuk kembali kepada ritual keYahudian dan hukum-hukum yang harus dipatuhi untuk mendapatkan keselamatan.
R e n u n g a n
Penulis surat Ibrani mengingatkan orang Kristen benar-benar hidup secara Kristiani. Orang-orang Kristen yang Kristiani berarti mempraktekkan dan menghidupi kekristenan sebagaimana yang diajarkan Kristus. Nasehat-nasehat praktis itu hendak mengatakan bahwa keristenan itu harus dihidupi jangan hanya sebatas kata-kata tetapi haruslah dalam perbuatan dan tindakan nyata. Tentunya nasehat surat Ibrani ini begitu relevan dalam kehidupan kita sekarang. Begitu banyak sekarang hidup orang Kristen yang kurang kristiani. Kristen tetapi tidak Kristiani. Melalui nats ini yang Kristiani itu diuraikan melalui beberapa tindakan yang harus diimplementasikan oleh seorang Kristen dalam hidup sehari-hari dan kita diingatkan kembali akan kasih yang sungguh-sungguh itu diperlihatkan dalam tindakan dan perbuatan nyata. Bagaimanakah keramahtamaan, empati, kesetian dan kepuasan akan pemberian Tuhan diberlakukan sebagai implikasi kasih Kristus dalam kehidupan kita.

2.        Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (ay. 8)
Orang Kristen Yahudi perlu diingatkan dalam penganiayaan yang sedang mereka hadapi supaya tidak pernah ragu dan bimbang akan Kristus. Walau begitu banyak tantangan yang datang baik dari orang Yahudi sendiri ataupun penguasa Romawi orang Kristen Yahudi harus tetap beriman kepada Yesus jangan meninggalkan Kristus. Kekuatan kuasa dan kasih setiaNya tetap dan tidak berubah  dan situasi yang mereka hadapi boleh berubah-ubah tetap Kristus tidak pernah berubah.
R e n u n g a n
Mengerti bahwa Tuhan Yesus itu tidak pernah berubah, kuasa, kasih dan janji setiaNya tetap dan tak berubah, pada saat ini begitu relevan bagi kita. Allah tidak berubah dan tidak mungkin berdusta, oleh karena itu, saat kita menghadapi badai persoalan hidup kita dapat tetap percaya kepadaNya. Tetapi jangan lupa bahwa Dia adalah Allah yang suci dan adil, karena itu kita harus tetap taat walaupun sedang berada dalam kesulitan. Pemazmur pernah berkata “Sebab Tuhan itu baik, kasih setiaNya untuk selama-lamya, dan kesetiaanNya tetap turun temurun” (lih Mazmur 100 : 5). Jika saat ini kita sedang mengalami kesulitan atau pergumulan berat, jangan pernah putus asa, apalagi pergi meninggalkan Dia dan minta pertolongan kepada allah lain. Datanglah kepada Kristus karena Dialah yang berkuasa yang dapat diandalkan untuk menolong dan memberi kekuatan. Kita patut berbahagia. Sebab walaupun segala sesuatu di dunia ini berubah, Tuhan tetap setia mengasihi, berlimpah anugerah dan mau menerima kita. Kalau Tuhan Allah tetap setia mengasihi, menolong dan menyelamtakan kita , marilah kita tetap setia dan berlaku benar.

3.        Yesus Kristus sudah mati untuk menanggung dosa umat Manusia (ay. 10-14)
Penulis surat Ibrani kembali mengingatkan orang Kristen Yahudi akan keunggulan Yesus Kristus sehingga dengan penjelasan itu mereka diharapkan untuk tetap setia beriman kepadaNya dan tidak meninggalkanNya. Orang-orang Kristen Yahudi diolok-olok dan dianiaya oleh orang Yahudi dan Romawi yang tidak percaya kepada Kristus sang Mesias. Oleh karena itu ayat ini memberitahukan bahwa pengurbanan Kristus lebih besar dari sistem kurban Perjanjian Lama yang dilakukan Imam besar di dalam suatu mezbah di dalam kemah. Karena Dialah yang dengan belas kasih setiaNya yang telah menjadi korban penebusan dan penghapusan dosa yang sempurna dan dipersembahkan di luar pintu gerbang untuk menguduskan umatNya. sehingga oleh DarahNya ada pengampunan.
R e n u n g a n
Pemahaman dari ayat ini hendak menyemangati orang Kristen Yahudi sebagaimana Kristus telah mati dan menjadi kurban pengampunan dosa yang dikurbankan di luar kemah (luar kemah= najis, kehinaan). Itu artinya penderitaan yang dialami oleh orang Kristen Yahudi adalah sebagai tanda ikut serta dalam penderitaan Kristus untuk kesaksian iman mereka. Sebagaimana Yesus kristus dibawa keluar gerbang  Yerusalem untuk mengalami penderitan dan penghinaan demi kepentingan umat maka sudah saatnya bagi mereka turut merasakan penderitaan itu sebagai tanda kesetiaan mereka akan Kristus. Tentunya juga dengan kita saat ini.

4.        Tuhan berkenan akan perbuatan-perbuatan baik karena itu jangan pernah lupa melakukannya (ay. 15)
Ayat 15 ini berisikan: “Sebab itu marilah kita oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan namaNya”. Itu berarti bahwa persembahan yang dilakukan bukanlah lagi untuk kurban pengampuan dosa tetapi kurban ucapan syukur karena korban pengampuan dosa telah sempurna dilakukan oleh Yesus.
R e n u n g a n
Marilah senantiasa memuji Tuhan, Mulut kita dan totalitas hidup ini  seharusnya mengakui nama Allah dan meninggikanNya melalui kata dan perbuatan. Segala perbuatan baik itu sangat berkenan kepada Tuhan sebagai implementasi  iman kita kepada Kristus. Berbuat baik dan memberi bantuan atau menolong orang lain sangat menyenangkan hati Tuhan dan berkenan kepadaNya walaupun tindakan-tindakan itu  tidak diketahui orang lain.
                                      
Pdt. Janto Sihombing, M.Th
Ress. Jakarta  II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar