Rabu, 27 Maret 2019


Khotbah Minggu,  3 Mei 2015
            Minggu Kantate Nyanyikanlah Nyanyian Baru bagi Tuhan

Ep. Wahyu  15:1-4                                                              Ev. Mazmur  47:2-10

Elukelukkanlah Allah yang Mahatinggi dan Dahsyat/Olophon ma Jahowa nasun timbul  jala na songkal
                                                                                                                                                   
I.                   Pendahuluan

Kitab Mazmur adalah kitab yang berisikan nyanyian pujian dan doa  orang-orang percaya yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan peribadahan. Mazmur ( Ibr” Mizmor, Yun. Psalmoi, Arab, Zabur  ) kata itu memiliki arti “nyanyian Pujian”. Melalui nyanyian Pujian tersebut mereka yang menyanyikan menyaksikan iman percayanya, keyakinannya kepada Tuhan baik dalam sukacita atau dalam pergumulan. Dalam Nyanyian itu sipenyanyi mencetuskan isi hatinya baik suka maupun dukanya. Dan tak jarang juga dalam nyanyian itu dicetuskan kerinduan dan kekaguman akan karya Tuhan dan perbuatanNya sehingga hal itu menjadi kesaksian sekaligus mengajak orang untuk datang memuji dan memuliakan nama Tuhan. Hal seperti itulah yang ada dalam khotbah ini, Pemazmur menyanyikan karya dan perbuatan Tuhan  sekaligus mengajak semua orang untuk memuji dan memuliakan namaNya.
Mazmur 47 ini dikatakan berasal dari bani Korah. Bani Korah yaitu mereka yang bertugas menjaga kemah Tuhan, (1 Tawarikh  9:19). Bani Korah menjadi penjaga pintu dan menjadi penyanyi sekaligus di bait Allah pada zaman Yosafat  ( 2 Tawarik 20:19) dan mereka juga menjadi pencipta Mazmur  ( Maz 42:1-11;44:1-49;84:1-85;87:1-88:18).  Sebagai Penjaga kemah Tuhan,  mereka memahami keberadaan Kemah Tuhan sebagai tanda kehadiran Tuhan dan tempat untuk memperdengarkan firmanNya,  hal tersebutlah yang  mereka respon dalam nyanyian dan pujian. Bani Korah menyanyikan Pujian ini sebagai perayaan mereka atas pembebasan dan keselamatan yang dilakukan oleh Tuhan ketika pasukan Sanherib raja Asyur  mengepung Yerusalem. Dalam pengepungan tersebut Tuhan meluputkan Israel dan oleh malaikatNya memukul kalah pasukan raja Sanherib. Kemenangan itu memberikan sukacita bagi Israel dan itulah yang dinyanyikan oleh Bani Korah dalam khotbah ini   dan menyerukan dalam bentuk ajakan untuk turut serta memuji dan meninggikan Tuhan yang dahsyat tersebut.

II.                Penjelasan Isi

1.      Mengelukkan  Allah dengan  Soraksorai ( ay. 2)
Bani Korah yang bertugas menjaga kemah Tuhan merasakan dan menyaksikan  kehadiran Tuhan yang nyata dalam firman Tuhan yang berkuasa. Bagi Mereka,  Selama firman Tuhan dapat diperdengarkan dalam kemahNya maka hal itu dipahami sebagai tanda kehadiran Tuhan di tengah umatNya. Kehadiran Tuhan dalam dan melalui firmanNya direspon dan disambut dengan mengelukelukkan dengan sorak-sorai. Artinya dengan hadirNya Tuhan akan disambut dengan nyanyian dan  pujian.  Sukacita dan sorak-sorai timbul karena kehadiran Tuhan ada ditengah-tengah umat.  Pemazmur mengajak segala bangsa untuk bertepuk tangan untuk menyatakan sukacita mereka di hadapan Tuhan. Tepuk tangan adalah salah satu sebagai tanda sukacita ( bnd. Maz 98:8; 2 Raja 11:12). Sebuah cara yang umum untuk mengekspresikan sukacita ( bnd. Yes 55:12). Jadi bertepuk tangan di sini sebagai tanda sukacita mereka dan syukur mereka kepada Allah.

2.      Memuji dan bersorak bagi Tuhan sebab Ia adalah Raja atas segala bangsa dan  dahsyat adanya (ay.3-5,8-9)
Dalam ay. 3-5,8-9  ini, Pemazmur memaparkan alasan mengelukkan dan bersorai bagi Tuhan sebab Tuhan yang Maha tinggi adalah dahsyat, yang kedahsyatanNya menaklukkan bangsa-bangsa dan menganugerahkan kemenangan atas umatNya. Bani Korah sebagai pelayan di Kemah Tuhan  ( Bait Suci) melihat bagaimana Tuhan melindungi Bait kudusNya dari tangan musuh terutama ketika mengingat Yerusalem dikepung oleh Raja Sanherib orang Asyur ( lih. 2 Raj 8:13-19:37 ). Dalam peristiwa pengepungan tersebut ( lih. Khususnya 2 Raj 19:1-38) Tuhan begitu dahsyat mengalahkan pasukan Asyur dan memukul kalah raja Sanherib. Oleh Kuasa Tuhan Yerusalem tidak dapat dimasuki pasukan Asyur sebab Tuhan sendiri memagari kota itu sehingga selamat dari tangan Sanherib sementara itu Tuhan melalui malaikatNya membunuh pasukan Asyur sebanyak 185.000 orang ( 2 Raj 19: 32-35).  Demikian Bani Korah mengungkapkan pengakuannya terhadap Tuhan dan sekaligus mengajak semua bangsa-bangsa mengakui kedahsyatan Allah yang Mahatinggi itu. Dalam pengakuan itu dikatakan bahwa Tuhan adalah Raja di atas segala raja. Dia adalah Raja yang Agung dan besar, yang menyelamatkan dan menghakimi seluruh dunia. Karena itu biarlah semuanya memuji dan bersorak bagi Tuhan. Mengetahui dan mengakui Tuhan sebagai Raja berarti sekaligus menyadari bahwa Dialah Sipemilik otoritas tertinggi  atas segalanya ( bnd. Raja dalam sebuah wilayah atau bangsa memegang dan memiliki otoritas tertinggi) Tuhan kita adalah Raja atas alam semesta untuk segala zaman. Sesungguhnya, Dia adalah Raja di atas segala raja yang pernah ada ( why. 19:16). Dalam namaNya segala kuasa akan bertekuk lutut, baik yang di surga, bumi maupun di bawah bumi. Dengan mengetahui dan mengakui kebenaran ini tentunya kita lebih yakin dalam menjalani kehidupan kita. Maka Pujilah Dia dan berilah hormat kemuliaan bangiNya.
3.      Bermazmurlah bagi Tuhan sebab Dialah yang empunya perisai-perisai bumi ( ay. 10)
Pemazmur mengajak dan berseru supaya bangsa-bangsa turut memuji dan bersoraksorai meninggikan Tuhan sebab Dialah Sipemilik semuanya termasuk Sipemilik para pemimpin bangsa-bangsa. Para pemimpin dan para pemuka bangsa-bangsa adalah milik kepunyaan Tuhan maka mereka bersama umat Allah Abraham diundang untuk memuji dan bermazmur bagi Tuhan. Tuhan telah turun menyatakan diri sebagai Raja atas segala raja dan  menaklukkan bangsa-bangsa dengan kekuasaanNya untuk menganugerahkan keselamatan bagi umatNya kemudian  akan naik dengan sorak-sorai.

III.             Renungan Aplikasi
1.     Dalam minggu Kantate ini kita diingatkan untuk senantiasa menyanyikan dan meninggikan nama Tuhan atas segala karya Tuhan. Bernyanyi atau nyanyian adalah salah satu unsur ibadah dalam memuji dan memuliakan  nama Tuhan. Melalui  nyanyian itu kita dapat mengungkapkan isi hati kita, kerinduan, kekaguman, syukur atau apapun yang kita alami. Sama seperti Pemazmur atau Bani Korah dalam kotbah ini mereka bernyanyi dan dalam nyanyian itu ada begitu banyak muatan di dalamnya. Ada ajakan, ada pujian, ada pengakuan, ada kekaguman dan harapan.
2.     Tuhan Yang Maha Tinggi itu mengagumkan dan melebihi kata-kata namun demikian janganlah kiranya itu membuat kita berhenti untuk mengenalNya dan berbicara mengenai Dia. Memang kita tidak bisa menggambarkan dan memperkatakan Allah itu dengan  lengkap dengan sempurna Namun kita dapat menceritakan dan bersaksi kepada orang lain tentang karya yang telah diperbuat bagi kita. Melalui Nyanyian Pujian juga kita dapat bersaksi atas segala perbuatanNya bagi kita sebagaimana yang ada dalam  Epistel  Wahyu 15:3 dikatakan bahwa bahwa kumpulan orang-orang yang telah menang menyanyikan nyanyian Musa hamba Allah dan nyanyian Anak Domba Allah, bunyinya: Besar dan ajaib segala pekerjaanMu ya Tuhan, Allah, Yang Maha kuasa adil dan benar segala jalanMu, ya Raja segala bangsa. Musa telah menyanyikan segala perbuatan Tuhan yang ajaib dan dahsyat ketika mereka keluar dari Mesir terutama ketika Tuhan menyelamatkan mereka dari pengejaran Firaun di laut Teberau ( Kel. 15: 1…)
3.     Pemazmur menyaksikan kedahsyatan Tuhan Allah kepada bangsa-bangsa adalah untuk menyatakan kepada dunia ini bahwa Tuhan Allah-lah Yang Mahatinggi yang berkuasa atas bangsa-bangsa dan Dialah Raja di atas segala raja. Kemenangan yang diraih oleh umat Tuhan ( Israel) ketika itu adalah anugerah dari Tuhan yang oleh kuat kuasaNya telah melakukannya untuk umatNya. Melalui kesaksian tentang kemenangan Israel itu pemazmur mengundang dan menyerukan segala bangsa-bangsa untuk memuliakan Tuhan Allah yang benar. Sama seperti Pemazmur, demikian juga dalam kehidupan kita sehari-hari Tuhan terus menerus berkarya dan bertindak dalam hidup kita, seharusnya pengalaman akan segala pertolongan Tuhan tidaklah berlalu begitu saja tetapi hendaknya itu membuat kita untuk bersaksi terus dan mempersaksikan Tuhan di dalam hidup kita. Setiap karya dan berkat Tuhan yang kita peroleh hendaknya membawa kita untuk mengenal dan mengakui Tuhan dalam hidup kita dan akhirnya itu mendorong kita untuk memasyurkan namaNya sehingga orang lain turut serta mengenal dan menerimaNya karya keselamatan yang diperbuat oleh Yesus Kristus.
IV.              Penutup
                                    Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, sebab:
1.     Dialah Tuhan Allah Yang Mahatinggi yang burkuasa atas segala raja dan bangsa
2.     PerbuatanNya ajaib dan dahsyat adanya menaklukkan bangsa-bangsa
3.     Tuhanlah pemilik segalanya dan bagi Dialah segala hormat dan kemuliaan


                                                                                                Pdt. Janto Sihombing
                                                                                                   Resort Jakarta II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar