Kamis, 16 Juli 2015

2 Korintus 6:1-13



Khotbah III Setelah Trinitatis Minggu, 21 Juni 2015
Thema Minggu: Tidak menyianyiakan Kasih Karunia Tuhan/
Unang Magopo Panjaloon Muna di Asi Ni Roha ni Jahowa

Epistel  :  Ayub : 38 : 1 – 11         Ev. 2 Korintus  6 : 1 – 13                           HT. 5 – 10

JANGAN SIA-SIAKAN KASIH KARUNIA ALLAH
I.                   Pendahuluan
Dalam suratnya yang kedua ini kepada jemaat Korintus, Paulus sangat banyak menceritakan yang dia alami dalam pelayanannya. Terutama dalam perikop khotbah ini (2 Korintus 6 : 1 – 13), Paulus mencurahkan isi hatinya dengan sangat terbuka kepada jemaat Korintus dan sekaligus menasehati mereka supaya menjaga dan memelihara tugas dan predikat mereka sebagai orang yang sudah menerima kasih karunia dari Tuhan sebagai orang Kristen atau sebagai pelayan Tuhan. Sebagaimana dalam pembukaan perikop ini dalam ayat 1 yang berkata “Sebagai teman-teman sekerja kami menasehatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima.” Nasehat Paulus itu dilatarbelakangi karena ketika itu telah masuk pengajar-pengajar yang mempengaruhi jemaat Korintus untuk meragukan kerasulannya. Rasul Paulus dalam nats khotbah ini sangat terbuka atas segala yang dialami sebagai pelayan dan mengingatkan para pelayan lainnya untuk menjaga integritasnya sebagai pelayan Tuhan. Paulus sebagai pelayan Tuhan dengan terus terang menceritakan isi hatinya dan hal-hal sulit yang dia hadapi dalam hidupnya sebagai pelayan Tuhan.

II.                Penjelasan Nats
1.      Jangan menyianyiakan dan menunda menerima  kasih karunia Tuhan ( ay. 1-3)
Paulus menyapa dan menyebut jemaat Korintus sebagai teman sekerja, itu berarti orang-orang percaya di Korintus itu adalah juga sebagai pelayan-pelayan Tuhan. Sebagai orang-orang percaya dan sebagai pelayan Tuhan, haruslah mereka memiliki dan memelihara integritas sebagai pelayan dan melayani dengan sungguh-sungguh. Sehingga mereka tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Paulus tahu bahwa oleh guru-guru palsu para orang percaya telah dibingungkan dengan ajaran-ajaran sesat mereka, terutama yang menghasut mereka untuk tidak mengakui dan menerima Paulus sebagai Rasul.  Paulus menyampaikan supaya orang-orang percaya tetap menerima kasih karunia Tuhan dan jangan sampai menunda-nunda dan meragukanNya. Karena inilah waktu yang tepat di mana Tuhan berkenan menyelamatkan dan menolong mereka. Artinya untuk keselamatan dan kasih karunia Tuhan itu waktunya adalah selalu saat ini, bukan nanti atau kemudian.
Renungan Kasih karunia itu adalah sesuatu yang dianugerahkan Tuhan kepada kita yang sebenarnya kita tidak layak menerimanya. Injil berita keselamatan, pengampunan dan kehidupan Tuhan anugerahkan kepada kita. Tuhan memberikan kasih karunia kepada kita ketika kita berdosa kita diampuni, ketika kita terhilang kita dicari dan dipanggil pulang kepadaNya, bahkan kepada kita diberi kasih karunia untuk menjadi pelayan-pelayanNya, maka sama seperti kepada orang Korintus, Paulus mengingatkan kita supaya jangan menyianyiakan kasih karunia itu, jangan menunda-nunda untuk menerima dan menghidupinya. Sebagai pelayan marilah kita melakukan pelayanan dengan sungguh-sungguh, sebab seorang pelayan (pendeta, penatua atau pelayan lainnya) yang tidak melakukan pelayanan dengan hati yang sungguh maka dirinya dan pelayanannya akan menjadi batu sandungan.

2.      Paulus sangat menghargai kasih karunia Tuhan dan tidak menyianyiakan meski harus menderita dan menghadapi banyak tantangan  (ay. 4-7)
Dalam ayat ini Paulus menunjukkan keteladanan sebagai seorang pelayan Tuhan yang melayani dengan kesungguhan hati meskipun banyak mengalami tantangan dan penderitaan. Meskipun sebagai pelayan Tuhan, Paulus sangat banyak mengalami persoalan dalam pelayanananya, kerasulannya sendiri digugat dan diragukan sehingga dia harus menjelaskan pemanggilannya sebagai rasul dan semuanya dia tunjukkan lewat kesungguhannya dalam melayani, meski ia didera, dihina, di fitnah bahkan sampai terpenjara, namun dia tetap sabar dan tetap setia dan tekun melayani dengan sungguh.  Kekuatan Paulus dalam menghadapi semuanya itu adalah bersumber dari  Roh Kudus yang membuat dia menahan dengan penuh kesabaran, dan menanggungnya dengan  doa dan kemurnian hati. Ia  memperlihatkan integritas seorang pelayan Tuhan yang benar. Dalam hal ini juga Paulus tetap memakai waktu untuk setia melayani dan bersaksi dan tidak menyianyiakan kasih karunia Tuhan atau tidak menunda-nunda dan mencari-cari alasan.
Renungan Mendengar dan merenungkan apa yang dikatakan Paulus hendaknya kita sebagai orang percaya atau para pelayan Tuhan  yang tentunya tidak terluput dari persoalan dan tantangan dalam pelayanan supaya tetap memiliki hati yang sungguh dan murni dalam pelayanan, jangan melayani dengan asa-asalan supaya kita jangan menjadi batu sandungan dan menjadi cela. Bagaimanapun besarnya tantangan dan kesulitan dalam pelayanan kita, hendaknya kita jangan pernah berputus asa dan meninggalkan pelayanan tetapi mari kita pahami dan yakini bahwa  “tohonan” yang kita terima adalah sebagai kasih karunia dari Tuhan yang tidak boleh kita sia-siakan tetapi menghidupinya dengan benar sehingga bagi kita dan orang lain pun tidak menjadi batu sandungan. Sebagaimana kesaksian Paulus tentang kasih karunia yang dia terima. Ia mengatakan dalam 1 Korintus 15:10, “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.”

3.      Paulus tetap memperlihatkan kesetiannya menjaga kasih karunia yang dia terima apapun penilaian orang ( ay. 8-10)
Paulus memperlihatkan kualitas dan integritas seorang pelayan Tuhan di dalam dia melewati berbagai macam kehidupan. Ketika dihormati dan ketika dihina, ketika diumpat atau ketika dipuji, ketika dianggap sebagai penipu namun dapat dipercaya, sebagai orang yang tidak dikenal namun terkena. Begitu ragam yang dia terima dalam pelayanan di satu sisi positif dan di sisi lain negatif. Tetapi apapun penilaian orang dia tidak terlena dengan hal itu, tidak menjadi sombong ketika penilain itu baik dan tidak putus asa dan mundur ketika itu jelek. Pelayanannya tidak tergantung dan terpengaruh dengan “apa kata orang, penilaian dan standar yang diberikan oleh dunia,” ia fokus dan tertuju kepada Kristus yang telah menganugerahkan kasih karunia itu kepadanya. Paulus tetap setia kepada pelayanannya entah orang memujinya atau memfitnahnya. Ia tetap bersukacita dan dan kuat dalam kesulitan terberat sekalipun.
Renungan Hal-hal seperti ini juga sering kita alami dalam hidup pelayanan kita, baik sebagai pendeta atau penatua atau pelayan lainnya. Khotbah ini mengingatkan kita supaya pelayanan kita tidak hanya dikendalikan oleh keadaan dan penilaian orang karena sering hal itu tidak jujur dan tidak benar dalam melihat pelayanan kita. Setialah dalam kasih karunia yang Tuhan anugerahkan kepada kita dan lakukanlah itu dalam hati yang sungguh dan dengan tuntunan Roh Kudus. Maka pelayanan kita tidak akan lagi tergantung kepada apa kata orang. Paulus mengatakan kepada Timotius dalam 2 Tim 4 : 5 “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!”

4.      Paulus  membutuhkan hati yang terbuka dari jemaat Korintus (ay. 11-13)
Paulus telah mencurahkan isi hatinya kepada jemaat/orang percaya di Korintus akan apa yang dia alami sebagai pelayan dan bagaimana ia menasehati orang percaya untuk tetap menghargai segala kasih karunia Tuhan yang telah diberikan kepada mereka. Dalam ayat 11 – 13 ini Paulus menyampaikan kerinduannya supaya jemaat Korintus juga terbuka kepadanya dan memberi hati terhadap apa yang telah disampaikannya. Memberi dan membuka hati maksudnya adalah supaya mereka dapat merespon dengan baik dan benar terhadap apa yang disampaikan oleh Paulus. Paulus berkata: “hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu”, berarti Paulus sudah memberitahukan kepada orang-orang percaya di Korintus tentang perasaannya yang sesungguhnya terhadap mereka dan mengungkapkan dengan jelas bagaimana dia sangat mengasihi mereka.
Renungan Paulus merindukan jemaat Korintus bisa dan mau membuka hati kepadanya dan memberi  respon  akan apa yang telah dia sampaikan. Memang begitu mudah untuk bereaksi  menentang dan menolak pelayan yang memimpin kita. Berikanlah hati yang terbuka dan bukan hati yang tertutup terutama kepada pemberita Inijl, pelayan dan akan firman Tuhan dan kasih karunia yang diberikan kepada kita. Tuhan berkata seperti dalam ayat 2, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu, sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. Maka mari kita membuka hati dan merespon kasih Tuhan tersebut dengan  memiliki hati yang terbuka memperlihatkan kasih melalui kata dan perbuatan. Paulus merindukan jemaat Korintus dapat memberi hati, pikiran dan jiwanya untuk menerima Injil keselamatan yang disampaikannya kepada mereka. Paulus menginginkan ada kasih sikap yang timbal balik dari jemaat Korintus.

III.             Penutup
Tuhan telah menganugerahkan kasih karuniaNya kepada kita karena itu janganlah menyianyiakannya. Ingatlah! Tanpa kesungguhan hati untuk melayani  maka pelayanan kita akan menjadi batu sandungan bagi orang yang kita layani.                                             
Pdt. Janto Sihombing, M.Th

3 komentar:

  1. Oleh karena itu, para pendeta sebagai full timer yang menerima gaji, bekerjalah dengan sungguh agar tidak menjadi batu sandungan.

    BalasHapus
  2. terima kasih sharing bahan khotbahnya, Bapak. Tuhan berkati

    BalasHapus
  3. Trima kash untk firmannya... Tuhan memberkati

    BalasHapus