Kamis, 16 Juli 2015

Markus 6:1-13



Khotbah  Minggu, 5 sesudah / Dung Trinitatis
Minggu, 5 Juli 2015
Thema : Memberitakan Pertobatan, Mengusir Setan, Menyembuhkan Penyakit?
Manjamitahon Hamubaon ni Roha, Pabali Sibolis, Pamalum na Hansitan

Epistel : Yehezkiel  2:1-5             Ev. Markus  6:1-13                         P.HT  Kolose 3:16-17

I.                   Pendahuluan
LAI membagi Perikop Markus 6 ke dalam 6 kelompok, yaitu ay. 1 – 6a Yesus ditolak di Nazaret, ay. 6b – 13, Yesus mengutus keduabelas Rasul, ay. 14 – 29,  Yohanes Pembaptis dibunuh, ay. 30 – 44, Yesus memberi makan lima ribu orang, ay. 45 – 52, Yesus berjalan di atas air, dan ay. 53 – 56, Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret. Khotbah yang akan kita sermonkan dari ay. 1 – 13 yaitu gabungan dari dua kelompok yaitu pertama, dari ay. 1 – 6a, “Yesus ditolak di Nazaret yang berisikan : “Tibanya Yesus ditempat asal-Nya dan para murid-Nya ikut serta bersama Dia”. Kedatangan Yesus di tempat asal-Nya, diceritakan setelah Ia mengunjungi rumah Yairus dan menyembuhkan atau membangkitkan anaknya dari antara orang mati. Pada hari Sabat Yesus memasuki rumah ibadat di tempat asal-Nya tersebut dan Ia mengajar dengan penuh hikmat hingga para jemaat di sana takjub dan mempertanyakan tentang hikmat yang dimiliki-Nya. Pertanyaan itu tentunya timbul karena mereka kenal betul siapa Yesus dari segi manusia dan keluarga-Nya. Kedua, ay. 6b – 13 Yesus mengutus keduabelas rasul yang berisikan Yesus mengutus para murid-Nya untuk memberitakan pertobatan. Mereka dibekali dengan kuasa dan diberikan pengarahan bagaimana mereka bersikap sebagai pemberita dan utusan Tuhan. 

II.                Penjelasan  
1.   Yesus mengajar dengan hikmat dan penuh kuasa namun orang banyak  kecewa dan menolak.
Membaca ayat 1 – 3, diceritakan peristiwa tempat Yesus mengajar itu adalah di rumah ibadat di tempat asal-Nya. Tentunya tempat asal-Nya yang dimaksud adalah Nazaret. Sebagai tempat asal Yesus, Orang Nazaret tentu mengenal dan tahu siapa Yesus dan keluarga-Nya. Sehingga ketika Yesus datang ke Nazaret dan mengajar dengan penuh hikmat dan kuasa, mereka takjub dan akhirnya mempertanyakan darimana semua itu diperoleh.  Timbul reaksi dan respon dari orang di rumah ibadat tersebut. Rasa Takjub tersebut lebih mengarah kepada arti yang negatif karena yang dipakai adalah kata kerja ‘eksplessomai’ dalam arti terkejut dan bingung. Maksudnya ada ketegangan emosional yang hebat. Hal itu sangat jelas dari reaksi mereka yang bernada pertanyaan. Mereka melihat dan mengakui bahwa Yesus mengajar dengan penuh hikmat dan kuasa, namun semua itu bukan membuat mereka bersukacita dan menerima, tetapi justru tercengang dan mempertanyakan darimana dan bagaimana hal itu Dia peroleh. Ada sederetan pertanyaan yang timbul dalam kebingungan mereka sambil melihat dan mendengar akan pengajaran dan kuasa yang dimiliki Yesus, sampai hingga mengangkat pengenalan mereka akan keluarga secara detail. Bahkan ketika dipertanyakan  “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria saudara Yakobus, Yoses dan Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara yang perempuan ada bersama kita…”? Sederetan pertanyaan yang sekilas terlihat ketakjuban dan keheranan itu sebenarnya adalah respon dan reaksi kebingungan dan berakhir pada penghinaan dan penolakan. Hal itu semakin diperjelas dalam sikap terakhir yang ditunjukkan dalam aya 3 … Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.

2.   Reaksi dan respon Yesus atas penolakan diriNya.
Melihat reaksi dan respon orang Nazaret yang yang kecewa dan menolak, Yesus merasa heran . Ia berkata “Seorang nabi dihormati dimana-mana kecuali ditempat asalnya sendiri, diantara kaum keluarganya dan rumahnya” (ay. 4-7). Perkataan itu bukan berarti mengandung makna bahwa para nabi dihormati dimana-mana kecuali di rumah mereka sendiri. Karena Ia sendiri juga sering berkata dan mengingatkan murid-Nya akan adanya penolakan terhadap para nabi  (lih. Mat. 5:2, 23:31,35,37) Jadi kata itu akan dipahami “seandainya seorang nabi dihormati di tempat asalnya sendiri niscaya dimanapun Ia dihormati tetapi kenyataannya malah terbalik. Dimanapun ia tidak dihormati terutama di kota kelahiranya. Ucapan itu memiliki arti yang sangat dalam Yesus akan ditolak sebab Ia tidak terhormat di mata teman sekota yang tidak mengakui Dia lebih dari sebatas teman di lingkungan mereka sendiri. Penolakan orang Nazaret terhadap Yesus adalah karena mereka melihat status Yesus di kampung halaman-Nya tersebut. Mereka tahu siapa orangtua-Nya, apa pekerjaan-Nya, dan seluruh keluarga-Nya mereka kenal. Kekecewaan dan penolakan mereka karena mereka kenal Yesus itu hanyalah seorang tukang kayu dan anak seorang tukang kayu pula. Sesungguhnya Yesus datang ke sana adalah bersama dengan murid-murid-Nya itu berarti kedatangan-Nya adalah sebagai Guru dan nabi yang lebih dari sebagai warga dan penduduk Nazaret. Sebagai Guru dan Nabi Ia datang dan menyampaikan pengajaran-Nya di rumah Ibadat di Nazaret. Namun dengan penolakan akan diri-Nya, Ia tidak menjadikan penolakan tersebut menjadi penghalang untuk berhenti menyampaikan berita pertobatan. Walau Ia tidak banyak melakukan karya mujizat di sana tetapi Ia tetap bergerak dan mengutus para murid-Nya memasuki desa-desa lainnya serta memberi kuasa atas mereka. Yesus sebenarnya dapat saja mengadakan berbagai mujizat yang lebih dahsyat di Nazaret, namun Ia memilih untuk tidak melakukan itu karena kesombongan dan ketidakpercayaan mereka. Pemberitaan dan mujizat yang Ia lakukan kurang berpengaruh untuk mereka karena mereka tidak percaya bahwa Ia dan pengajaran serta perbuatan-Nya berasal dari Allah. Oleh karena itu Yesus pergi dan mengutus para murid-Nya ke tempat lain, mencari orang-orang yang akan menanggapi mujizat dan pemberitaan-Nya.

3.   Yesus mengutus para murid dan memperlengkapi mereka dengan nasehat dan petunjuk
Yesus mengutus dan memperlengkapi mereka (ay. 8 – 11). Secara berdua-duaan mereka di utus untuk menyampaikan berita pertobatan itu dan diperlengkapi dengan kuasa atas roh-roh jahat. Dan bukan itu saja mereka diperintahkan untuk tidak membawa apa-apa kecuali tongkat. Itu artinya pengutusan itu harus segera dilaksanakan dan sepenuhnya harus bergantung kepada pemeliharaan Allah. Apa yang mereka butuhkan harus dipercayakan kepada Tuhan kebutuhan jasmani dan kebutuhan pelayanan haruslah bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Melalui jemaat dan pelayanan di mana mereka melayani mereka akan dipeliharakan Tuhan. Tuhan Yesus tetap juga membekali para murid bahwa sama seperti Yesus ditolak di Nazaret maka dengan demikian para murid juga akan menghadapi seperti itu akan ada keluarga atau rumah yang menerima dan akan ada juga rumahtangga yang  akan menolak. Yesus mengatakan bagi rumah yang menerima supaya tinggallah di sana dan bagi rumah yang menolak supaya diberi peringatan dengan meninggalkan rumah itu dan mengebaskan debu kakinya sebagai tanda peringatan. Sama seperti tradisi Yahudi yang hidup dalam kesalehan  ketika seorang saleh meninggalkan sebuah kota yang bukan orang Yahudi mereka akan mengebaskan kakinya sebagai tanda keterpisahan mereka dari pengaruh perbuatan orang non-Yahudi tersebut. Maka sama seperti itu apabila para murid di suruh mengebaskan kakinya setelah melewati rumah atau kota Yahudi yang menolak kehadiran dan berita yang mereka berikan jelas menandakan bahwa mereka ingin tinggal terpisah dari orang-orang yang menolak Yesus dan pemberitaan-Nya. Yesus hendak mengatakan bahwa barang siapa mendengar injil mereka sendiri bertanggung jawab atas apa yang mereka dengar. Para murid tidak akan dipersalahkan jika berita itu ditolak selama mereka dengan cermat dan setia menyampaikannya. Kita tidak bertanggung jawab kalau ada penolakan atas berita keselamatan itu, tanggung jawab kita memberitakannya dengan benar dan setia.

III.             Aplikasi dan Penutup
1.   Penolakan yang dihadapi Yesus dari orang Nazaret tidak membuat Dia untuk berhenti dan tidak melakukan pemberitaan, tetapi justru Ia mengutus dan menyemangati para murid-Nya untuk pemberitaan Injil sukacita dengan membekali dan memperlengkapi mereka. Sekarang ini,  Penolakan itu sering karena melihat siapa kita dan pengetahuan mereka tentang diri kita, mungkin faktor pendidikan, usia, kecakapan dan faktor lain yang menyangkut diri kita. Dan tidak jarang juga penolakan terjadi karena faktor diri si Pemberita yang kurang berkenan dengan gaya hidupnya, atau bisa karena kecemburuan atau oleh iri. Kehadiran gereja juga sering mengalami penolakan yang mungkin ditolak karena terlalu eksklusif dan tertutup. Tetapi bisa saja ketika gereja melakukan kebaikan dan menjadi berkat ditafsir lain oleh orang lain.  Tetapi semuanya itu harus semakin membuat kita setia untuk pemberitan Injil dan menyuarakan suara kenabian itu.
2.   Marilah kita menjadi orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Anak Allah yang kuasa-Nya berasal dari Tuhan Allah. Jangan hanya takjub dan heran tetapi harus menerima dan mempercayai-Nya dengan tidak berdasar atas pengetahuan kita saja namun membuka hati dan bertobat untuk mengikut Dia. Menerima dan membuka hati dan iman maka akan dapat menerima karya keselamatan dan mengalami perbuatan Tuhan dalam hidup kita. Amen.

Pdt. Janto Sihombing, M.Th
                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar