Khotbah
Minggu, 5 sesudah / Dung Trinitatis
Minggu, 5 Juli 2015
Thema : Memberitakan Pertobatan, Mengusir Setan, Menyembuhkan Penyakit?
Manjamitahon
Hamubaon ni Roha, Pabali Sibolis, Pamalum na Hansitan
Epistel : Yehezkiel 2:1-5 Ev.
Markus 6:1-13 P.HT Kolose
3:16-17
I.
Pendahuluan
LAI membagi
Perikop Markus 6 ke dalam 6 kelompok, yaitu ay. 1 – 6a Yesus ditolak di
Nazaret, ay. 6b – 13, Yesus mengutus keduabelas Rasul, ay. 14 – 29,
Yohanes Pembaptis dibunuh, ay. 30 – 44,
Yesus memberi makan lima ribu orang, ay. 45 – 52, Yesus berjalan di atas
air, dan ay. 53 – 56, Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret.
Khotbah yang akan kita sermonkan dari ay. 1 – 13 yaitu gabungan dari dua
kelompok yaitu pertama, dari ay. 1 – 6a, “Yesus ditolak di Nazaret yang
berisikan : “Tibanya Yesus ditempat asal-Nya dan para murid-Nya ikut serta
bersama Dia”. Kedatangan Yesus di tempat asal-Nya, diceritakan setelah Ia
mengunjungi rumah Yairus dan menyembuhkan atau membangkitkan anaknya dari
antara orang mati. Pada hari Sabat Yesus memasuki rumah ibadat di tempat asal-Nya
tersebut dan Ia mengajar dengan penuh hikmat hingga para jemaat di sana takjub
dan mempertanyakan tentang hikmat yang dimiliki-Nya. Pertanyaan itu tentunya
timbul karena mereka kenal betul siapa Yesus dari segi manusia dan keluarga-Nya.
Kedua, ay. 6b – 13 Yesus mengutus keduabelas rasul yang berisikan Yesus
mengutus para murid-Nya untuk memberitakan pertobatan. Mereka dibekali dengan
kuasa dan diberikan pengarahan bagaimana mereka bersikap sebagai pemberita dan
utusan Tuhan.
II.
Penjelasan
1.
Yesus
mengajar dengan hikmat dan penuh kuasa namun orang banyak kecewa dan menolak.
Membaca ayat 1
– 3, diceritakan peristiwa tempat Yesus mengajar itu adalah di rumah ibadat di
tempat asal-Nya. Tentunya tempat asal-Nya yang dimaksud adalah Nazaret. Sebagai
tempat asal Yesus, Orang Nazaret tentu mengenal dan tahu siapa Yesus dan
keluarga-Nya. Sehingga ketika Yesus datang ke Nazaret dan mengajar dengan penuh
hikmat dan kuasa, mereka takjub dan akhirnya mempertanyakan darimana semua itu
diperoleh. Timbul reaksi dan respon dari
orang di rumah ibadat tersebut. Rasa Takjub tersebut lebih mengarah kepada arti
yang negatif karena yang dipakai adalah kata kerja ‘eksplessomai’ dalam arti terkejut dan bingung. Maksudnya ada
ketegangan emosional yang hebat. Hal itu sangat jelas dari reaksi mereka yang
bernada pertanyaan. Mereka melihat dan mengakui bahwa Yesus mengajar dengan penuh
hikmat dan kuasa, namun semua itu bukan membuat mereka bersukacita dan menerima,
tetapi justru tercengang dan mempertanyakan darimana dan bagaimana hal itu Dia
peroleh. Ada sederetan pertanyaan yang timbul dalam kebingungan mereka sambil
melihat dan mendengar akan pengajaran dan kuasa yang dimiliki Yesus, sampai
hingga mengangkat pengenalan mereka akan keluarga secara detail. Bahkan ketika
dipertanyakan “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria saudara Yakobus, Yoses dan
Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara yang perempuan ada bersama kita…”?
Sederetan pertanyaan yang sekilas terlihat ketakjuban dan keheranan itu
sebenarnya adalah respon dan reaksi kebingungan dan berakhir pada penghinaan
dan penolakan. Hal itu semakin diperjelas dalam sikap terakhir yang ditunjukkan
dalam aya 3 … Lalu mereka kecewa dan menolak
Dia.
2.
Reaksi
dan respon Yesus atas penolakan diriNya.
Melihat reaksi dan respon orang Nazaret yang yang kecewa dan menolak,
Yesus merasa heran . Ia berkata “Seorang
nabi dihormati dimana-mana kecuali ditempat asalnya sendiri, diantara kaum
keluarganya dan rumahnya” (ay. 4-7). Perkataan itu bukan berarti mengandung
makna bahwa para nabi dihormati dimana-mana kecuali di rumah mereka sendiri.
Karena Ia sendiri juga sering berkata dan mengingatkan murid-Nya akan adanya
penolakan terhadap para nabi (lih. Mat.
5:2, 23:31,35,37) Jadi kata itu akan dipahami “seandainya seorang nabi
dihormati di tempat asalnya sendiri niscaya dimanapun Ia dihormati tetapi
kenyataannya malah terbalik. Dimanapun ia tidak dihormati terutama di kota
kelahiranya. Ucapan itu memiliki arti yang sangat dalam Yesus akan ditolak sebab
Ia tidak terhormat di mata teman sekota yang tidak mengakui Dia lebih dari
sebatas teman di lingkungan mereka sendiri. Penolakan orang Nazaret terhadap
Yesus adalah karena mereka melihat status Yesus di kampung halaman-Nya
tersebut. Mereka tahu siapa orangtua-Nya, apa pekerjaan-Nya, dan seluruh
keluarga-Nya mereka kenal. Kekecewaan dan penolakan mereka karena mereka kenal
Yesus itu hanyalah seorang tukang
kayu dan anak seorang tukang kayu pula. Sesungguhnya Yesus datang ke sana
adalah bersama dengan murid-murid-Nya itu berarti kedatangan-Nya adalah sebagai
Guru dan nabi yang lebih dari sebagai warga dan penduduk Nazaret. Sebagai Guru
dan Nabi Ia datang dan menyampaikan pengajaran-Nya di rumah Ibadat di Nazaret.
Namun dengan penolakan akan diri-Nya, Ia tidak menjadikan penolakan tersebut
menjadi penghalang untuk berhenti menyampaikan berita pertobatan. Walau Ia
tidak banyak melakukan karya mujizat di sana tetapi Ia tetap bergerak dan
mengutus para murid-Nya memasuki desa-desa lainnya serta memberi kuasa atas
mereka. Yesus sebenarnya dapat saja mengadakan berbagai mujizat yang lebih
dahsyat di Nazaret, namun Ia memilih untuk tidak melakukan itu karena
kesombongan dan ketidakpercayaan mereka. Pemberitaan dan mujizat yang Ia
lakukan kurang berpengaruh untuk mereka karena mereka tidak percaya bahwa Ia
dan pengajaran serta perbuatan-Nya berasal dari Allah. Oleh karena itu Yesus
pergi dan mengutus para murid-Nya ke tempat lain, mencari orang-orang yang akan
menanggapi mujizat dan pemberitaan-Nya.
3.
Yesus
mengutus para murid dan memperlengkapi mereka dengan nasehat dan petunjuk
Yesus mengutus
dan memperlengkapi mereka (ay. 8 – 11). Secara berdua-duaan mereka di utus
untuk menyampaikan berita pertobatan itu dan diperlengkapi dengan kuasa atas
roh-roh jahat. Dan bukan itu saja mereka diperintahkan untuk tidak membawa
apa-apa kecuali tongkat. Itu artinya pengutusan itu harus segera dilaksanakan
dan sepenuhnya harus bergantung kepada pemeliharaan Allah. Apa yang mereka
butuhkan harus dipercayakan kepada Tuhan kebutuhan jasmani dan kebutuhan
pelayanan haruslah bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Melalui jemaat dan
pelayanan di mana mereka melayani mereka akan dipeliharakan Tuhan. Tuhan Yesus
tetap juga membekali para murid bahwa sama seperti Yesus ditolak di Nazaret
maka dengan demikian para murid juga akan menghadapi seperti itu akan ada
keluarga atau rumah yang menerima dan akan ada juga rumahtangga yang akan menolak. Yesus mengatakan bagi rumah yang
menerima supaya tinggallah di sana dan bagi rumah yang menolak supaya diberi
peringatan dengan meninggalkan rumah itu dan mengebaskan debu kakinya sebagai
tanda peringatan. Sama seperti tradisi Yahudi yang hidup dalam kesalehan ketika seorang saleh meninggalkan sebuah kota
yang bukan orang Yahudi mereka akan mengebaskan kakinya sebagai tanda
keterpisahan mereka dari pengaruh perbuatan orang non-Yahudi tersebut. Maka
sama seperti itu apabila para murid di suruh mengebaskan kakinya setelah melewati
rumah atau kota Yahudi yang menolak kehadiran dan berita yang mereka berikan
jelas menandakan bahwa mereka ingin tinggal terpisah dari orang-orang yang
menolak Yesus dan pemberitaan-Nya. Yesus hendak mengatakan bahwa barang siapa
mendengar injil mereka sendiri bertanggung jawab atas apa yang mereka dengar.
Para murid tidak akan dipersalahkan jika berita itu ditolak selama mereka
dengan cermat dan setia menyampaikannya. Kita tidak bertanggung jawab kalau ada
penolakan atas berita keselamatan itu, tanggung jawab kita memberitakannya
dengan benar dan setia.
III.
Aplikasi
dan Penutup
1. Penolakan yang
dihadapi Yesus dari orang Nazaret tidak membuat Dia untuk berhenti dan tidak
melakukan pemberitaan, tetapi justru Ia mengutus dan menyemangati para murid-Nya
untuk pemberitaan Injil sukacita dengan membekali dan memperlengkapi mereka.
Sekarang ini, Penolakan itu sering
karena melihat siapa kita dan pengetahuan mereka tentang diri kita, mungkin faktor
pendidikan, usia, kecakapan dan faktor lain yang menyangkut diri kita. Dan
tidak jarang juga penolakan terjadi karena faktor diri si Pemberita yang kurang
berkenan dengan gaya hidupnya, atau bisa karena kecemburuan atau oleh iri.
Kehadiran gereja juga sering mengalami penolakan yang mungkin ditolak karena
terlalu eksklusif dan tertutup. Tetapi bisa saja ketika gereja melakukan
kebaikan dan menjadi berkat ditafsir lain oleh orang lain. Tetapi semuanya itu harus semakin membuat kita
setia untuk pemberitan Injil dan menyuarakan suara kenabian itu.
2. Marilah kita
menjadi orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Anak Allah yang kuasa-Nya
berasal dari Tuhan Allah. Jangan hanya takjub dan heran tetapi harus menerima
dan mempercayai-Nya dengan tidak berdasar atas pengetahuan kita saja namun
membuka hati dan bertobat untuk mengikut Dia. Menerima dan membuka hati dan
iman maka akan dapat menerima karya keselamatan dan mengalami perbuatan Tuhan
dalam hidup kita. Amen.
Pdt. Janto Sihombing, M.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar