KHotbah Minggu 2 Sesudah Trinitatis, 14
Juni 2015
Thema Minggu:
KAU BUAT AKU BERSUKACITA DENGAN
PEKERJAANMU/
DIPALAS HO ROHANGKU MARHITE ANGKA
PAMBAHENANMU
Ep.
Markus 4 : 26 – 34 P.HT. 1 Tesalonik 5
: 15 – 18 Ev. Mazmur 92 : 2 – 5, 13 – 16
Memuji Tuhan dan Bersyukur KepadaNya
I.
Pendahuluan
Mazmur pasal 92
ini adalah Mazmur sukacita yang dinyanyikan dalam peribadahan sebagai respon
umat atas segala karya perbuatan Tuhan dalam kehidupan umatNya. Menikmati dan
merasakan pertolongan Tuhan yang memelihara dan
memberkati umatNya yang begitu besar itulah yang mendorong dan mengingatkan
mereka untuk memuji dan bersyukur kepada Tuhan. Mazmur ini juga berisikan
ajakan supaya setiap orang juga turut memuji Tuhan dan mensyukuri segala
kebaikan Tuhan atas pertolonganNya yang membebaskan dan melepaskan umatNya
terutama kelepasan dan pembebasan dari pembuangan Babel. Diakhir perikope ini juga dipaparkan akan
berbagai berkat Tuhan yang akan dianugerahkan kepada orang yang berlaku benar
dalam hidupnya.
II.
Penjelasan
1.
Ay. 2 – 4 Memuji dan bersyukur kepada Tuhan di
setiap waktu
Pemazmur
mengatakan bahwa adalah baik untuk memuji Tuhan dan bersyukur kepadaNya dari
pagi hingga malam. Tentunya ucapan syukur itu lahir dari suatu pengakuan akan
kasih setia Tuhan yang dialami. Pemazmur memuji dan mengucap syukur kepada
Tuhan karena ia telah melihat dan merasakan kebaikan kasih setia Tuhan. Memuji
dan bersyukur itu adalah sekaligus cara kita bersaksi dan memberitakan segala
kebaikan-kebaikan-Nya. Dalam kitab
Mazmur tokoh Daud sangat banyak menuliskan tentang bersyukur. Di dalam suka dan
susah, tertekan, dikejar musuh, Daud selalu mengungkapkan bahwa Tuhan itu baik.
Bukan hanya dirinya, orang lain pun ia mengajak untuk tetap bersyukur kepada
Tuhan seperti ayat 2-4 ini. Kalimat “adalah
baik menyanyikan syukur dan menyanyikan mazmur bagi nama Yang Maha Tinggi” tentunya kalimat ini sebuah kesaksian dan
ajakan, karena lewat pemujian dan syukur tersebut akan memberitakan kasih setia
Tuhan yang senantiasa dilimpahkan. Pemujian
itu adalah bertujuan memberitakan dan menyaksikan segala perbuatan
Tuhan. Maka tidak ada waktu yang tidak
tepat untuk kita tidak bersyukur. Pemazmur berkata waktu “Pagi dan malam” itu berarti dari awal terbit matahari hingga
terbenamnya, dari mengawali aktifitas hingga mengakhirinya haruslah bersyukur,
dalam setiap waktu dan kesempatan, dan
dalam syukur itu isinya adalah kesaksian yang memberitakan kasih setia
Tuhan. Pemujian dan pengucapan syukur
itu dapat diiringi dengan alat musik sebagaimana yang disebutkan dalam ayat 4.
Pemergunaan alat-alat musik itu hendak mengatakan bahwa dengan seni yang ada
pada kita itu dapat dipergunakan untuk menghantar keindahan dan penjiwaan
ungkapan pemujian dan ucapan syukur tersebut.
2.
Ay. 5 Memuji dan bersyukur kepada Tuhan
atas segala pekerjaan dan perbuatan-Nya
Pemazmur
menyampaikan alasan memuji dan bersyukur kepada Tuhan adalah pengenalannya atas
segala pekerjaan dan perbuatan Tuhan. Tuhan memberikan sukacita itu kepadanya
dan oleh tangan Tuhan ia menerima
pertolonganNya dalam dia menghadapi suka dan susahnya. Sebenarnya
pekerjaan Tuhan yang dimaksud oleh Pemazmur dapat kita baca dalam ayat 6-12 yaitu
tentang Kasih Tuhan yang meninggikan Pemazmur dengan berkata “Tetapi Engkau meninggikan tandukku seperti
tanduk banteng dan menuanginya dengan
minyak baru sementara musuh-musuhnya yang pada awalnya bertunas dan berkembang
pada akhirnya dia melihat semuanya menuju kepada kepunahan dan kebinasaan.” Pekerjaan
dan karya Tuhan yang meninggikan tanduk dan mengurapi meminyaki pemazmur adalah
perbuatan Tuhan yang harus disyukuri sebab pekerjaan yang meninggikan tanduk dan meminyaki
berarti memberi keberanian, memperlengkapi/mempersenjatai,
memberi kekuatan dan kuasa dalam
menghadapi musuh sehingga ia tidak
mengalami kegentaran dan ketakutan karena Tuhan yang menolong sehingga pada
akhirnya Pemazmur memperoleh kemenangan. Demikian Pemazmur melihat musuh-musuhnya
yaitu orang-orang fasik dan bodoh dan bebal yang melakukan kejahatan diawalnya
seolah bebas/merajalela tumbuh subur namun akhirnya kebenaran dan orang-orang
benar akan dimenangkan dan tinggikan oleh Tuhan.
3.
Ay. 13-16 Memuji Tuhan dan bersyukur
kepada-Nya karena berkatNya kepada orang yang benar.
Orang benar,
yang berhikmat tidaklah sementara mereka berbeda dengan orang fasik, jahat dan
bebal. Kalau orang fasik yang digambarkan dengan tumbuh-tumbuhan (bs. Batak “duhut-duhut”)sementara orang benar
digambarkan seperti pohon kurma dan pohon aras (kurma dalam Bibel disejajarkan
dengan “harambir” – kelapa) yang
memberi arti “tidak sementara” “ndang
sangombas, ndang satongkin”
tetapi kuat dan bertahan lama, bertunas dan berbuah, indah dan menghijau.
Gambaran ini bermaknakan “berguna dan
memberi arti dan dampak untuk kehidupan dan diinginkan dirindukan orang.” Seperti
pohon Kurma dan daunnya bahkan buahnya yang begitu berguna untuk kehidupan
Israel terutama dalam perjalanan kembali dari Mesir, dapat mereka pahami
sebagai pemeliharaan Tuhan bagi mereka, demikian juga dengan pohon ares libanon
yang kuat dan kokoh dipakai dalam bahan pembangunan bait Allah. Memang tidak selamanya orang benar itu hidup
tetapi segala perbuatan dan ucapan, perkataan yang benar akan hidup dan dikenang serta
akan diteladani. Pemazmur
mengatakan bahwa perbuatan orang benar akan dikenang dan diteladani dan hal itu
akan terus bertahan dan hidup. Hal itu juga digambarkan dengan perkataan “mereka
ditanam di bait Tuhan dan bertunas di pelataran bait Allah” Artinya di
dalam peribadahan dan kehidupan rohani jemaat kebaikan demi kebaikan dan
keteladanan akan kehidupan yang benar akan senantiasa diperdengarkan dan
diberitakan. Pada masa tuapun mereka masih berbuah, menjadi gemuk danm segar (bnd.
Bhs. Batak – “Sai marpinompari dope
nasida, nang dung ubanon, marmiak jala rata do nasida”). Kata
“marpinompari” bukan berarti “marpese-pese,
margelleng, mardakdanak, tubu-tubuan”, tetapi kata berarti berbuah
dalam arti masih memberi banyak hal,
yang dapat memberi banyak hal
kepada banyak orang karena mereka senantiasa menghidupi dan bersaksi serta
memberitakan bahwa Tuhan itu benar dan gunung batu baginya.
III.
Aplikasi
dan Penutup
1) Memuji Tuhan
dan mengucap syukur kepadaNya adalah hal yang dikehendaki oleh Tuhan dari orang
yang percaya. Tentunya pemujian dan pengucapan syukur itu harus lahir sebagai
pengakuan dan kesaksian kita atas segala perbuatan Tuhan yang kita alami dan
diterima dalam hidup ini. Mengucap syukur dan memuji Tuhan sering menjadi
perkara yang sulit dalam kehidupan, jangankan dalam kondisi susah, sulit, duka,
saat keberhasilan dan kesuksesan atau sukacitapun ternyata kita sering susah
untuk mengucap syukur dan memuji Tuhan.
2) Sesungguhnya
jika kita menyadari bahwa semuanya yang kita miliki dan hidup kita sendiri
adalah anugerah Tuhan maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengucap
syukur kepada Tuhan, bahkan seharusnya memuji dan mengucap syukur kepada Tuhan
itu adalah seperti nafas hidup kita yang tak pernah berhenti selama kita hidup.
Seperti kata Pemazmur dari pagi hingga malam hidup kita adalah hidup yang
memuji dan bersyukur kepada Tuhan. Yang anehnya dalam suka sekalipun kita
sering merasa belum puas dan ketika susah datang maka yang terucap adalah
kekesalan, persungut-sungutan, bahkan berani menuntut dan menyalahkan Tuhan.
3) Marilah kita
memuji Tuhan dan mengucap syukur kepadaNya atas segala perbuatan dan karyaNya
dalam hidup kita, dan itu adalah pemberitaan kesaksian atas segala perbuatan
Tuhan. Kehidupan orang benar akan senantiasa menjadi kehidupan yang memuji
Tuhan dalam hidupnya sehingga ia laksana pohon korma dan pohon ares yang
berguna dan memberi dampak. Mereka ditanam di bait Allah dan pelataranya
sehingga akan bertunas tumbuh subur dan berbuah hingga masa tuapun tetap berbuah,
subur, dan gemuk. Mereka akan menjadi berita yang senantiasa diperdengarkan
untuk dikenang dan diteladani
4) Pemujian dan
pengucapan syukur kita kepada Tuhan atas karya Tuhan dan pekerjaanNya di dalam
Tuhan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan kita dari kuasa dosa dan kematian dan
menganugerahkan kepada kita keselamatan dan kehidupan kekal.
Pdt. Janto Sihombing
HKI
Resort Jakarta II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar