Kamis, 16 Juli 2015

Mazmur 92:2-5, 13-16



KHotbah Minggu 2 Sesudah Trinitatis, 14 Juni 2015
Thema Minggu:
KAU BUAT AKU BERSUKACITA DENGAN PEKERJAANMU/
DIPALAS HO ROHANGKU MARHITE ANGKA PAMBAHENANMU

Ep. Markus  4 : 26 – 34                                                                 P.HT.  1 Tesalonik  5 : 15 – 18                                        Ev. Mazmur 92 : 2 – 5, 13 – 16   
Memuji Tuhan dan Bersyukur KepadaNya                                                                  

I.                   Pendahuluan
Mazmur pasal 92 ini adalah Mazmur sukacita yang dinyanyikan dalam peribadahan sebagai respon umat atas segala karya perbuatan Tuhan dalam kehidupan umatNya. Menikmati dan merasakan   pertolongan Tuhan yang memelihara dan memberkati umatNya yang begitu besar itulah yang mendorong dan mengingatkan mereka untuk memuji dan bersyukur kepada Tuhan. Mazmur ini juga berisikan ajakan supaya setiap orang juga turut memuji Tuhan dan mensyukuri segala kebaikan Tuhan atas pertolonganNya yang membebaskan dan melepaskan umatNya terutama kelepasan dan pembebasan dari pembuangan Babel.  Diakhir perikope ini juga dipaparkan akan berbagai berkat Tuhan yang akan dianugerahkan kepada orang yang berlaku benar dalam hidupnya.

II.                Penjelasan
1.      Ay.  2 – 4 Memuji dan bersyukur kepada Tuhan di setiap waktu
Pemazmur mengatakan bahwa adalah baik untuk memuji Tuhan dan bersyukur kepadaNya dari pagi hingga malam. Tentunya ucapan syukur itu lahir dari suatu pengakuan akan kasih setia Tuhan yang dialami. Pemazmur memuji dan mengucap syukur kepada Tuhan karena ia telah melihat dan merasakan kebaikan kasih setia Tuhan. Memuji dan bersyukur itu adalah sekaligus cara kita bersaksi dan memberitakan segala kebaikan-kebaikan-Nya.  Dalam kitab Mazmur tokoh Daud sangat banyak menuliskan tentang bersyukur. Di dalam suka dan susah, tertekan, dikejar musuh, Daud selalu mengungkapkan bahwa Tuhan itu baik. Bukan hanya dirinya, orang lain pun ia mengajak untuk tetap bersyukur kepada Tuhan seperti ayat 2-4 ini. Kalimat “adalah baik menyanyikan syukur dan menyanyikan mazmur bagi nama Yang Maha Tinggi”  tentunya kalimat ini sebuah kesaksian dan ajakan, karena lewat pemujian dan syukur tersebut akan memberitakan kasih setia Tuhan yang senantiasa dilimpahkan. Pemujian  itu adalah bertujuan memberitakan dan menyaksikan segala perbuatan Tuhan.  Maka tidak ada waktu yang tidak tepat untuk kita tidak bersyukur. Pemazmur berkata waktu “Pagi dan malam” itu berarti dari awal terbit matahari hingga terbenamnya, dari mengawali aktifitas hingga mengakhirinya haruslah bersyukur, dalam setiap waktu dan kesempatan,  dan dalam syukur itu isinya adalah kesaksian yang memberitakan kasih setia Tuhan.  Pemujian dan pengucapan syukur itu dapat diiringi dengan alat musik sebagaimana yang disebutkan dalam ayat 4. Pemergunaan alat-alat musik itu hendak mengatakan bahwa dengan seni yang ada pada kita itu dapat dipergunakan untuk menghantar keindahan dan penjiwaan ungkapan pemujian dan ucapan syukur tersebut.

2.      Ay. 5 Memuji dan bersyukur kepada Tuhan atas segala pekerjaan dan perbuatan-Nya
Pemazmur menyampaikan alasan memuji dan bersyukur kepada Tuhan adalah pengenalannya atas segala pekerjaan dan perbuatan Tuhan. Tuhan memberikan sukacita itu kepadanya dan oleh tangan Tuhan ia menerima  pertolonganNya dalam dia menghadapi suka dan susahnya. Sebenarnya pekerjaan Tuhan yang dimaksud oleh Pemazmur dapat kita baca dalam ayat 6-12 yaitu tentang Kasih Tuhan yang meninggikan Pemazmur dengan berkata “Tetapi Engkau meninggikan tandukku seperti tanduk  banteng dan menuanginya dengan minyak baru sementara musuh-musuhnya yang pada awalnya bertunas dan berkembang pada akhirnya dia melihat semuanya menuju kepada kepunahan dan kebinasaan.” Pekerjaan dan karya Tuhan yang meninggikan tanduk dan mengurapi meminyaki pemazmur adalah perbuatan Tuhan yang harus disyukuri sebab pekerjaan yang meninggikan tanduk dan meminyaki  berarti memberi keberanian, memperlengkapi/mempersenjatai, memberi kekuatan dan kuasa  dalam menghadapi musuh  sehingga ia tidak mengalami kegentaran dan ketakutan karena Tuhan yang menolong sehingga pada akhirnya Pemazmur memperoleh kemenangan. Demikian Pemazmur melihat musuh-musuhnya yaitu orang-orang fasik dan bodoh dan bebal yang melakukan kejahatan diawalnya seolah bebas/merajalela tumbuh subur namun akhirnya kebenaran dan orang-orang benar akan dimenangkan dan tinggikan oleh Tuhan.


3.      Ay. 13-16 Memuji Tuhan dan bersyukur kepada-Nya karena berkatNya kepada orang yang benar.
Orang benar, yang berhikmat tidaklah sementara mereka berbeda dengan orang fasik, jahat dan bebal. Kalau orang fasik yang digambarkan dengan tumbuh-tumbuhan (bs. Batak “duhut-duhut”)sementara orang benar digambarkan seperti pohon kurma dan pohon aras (kurma dalam Bibel disejajarkan dengan “harambir” – kelapa) yang memberi arti “tidak sementara” “ndang sangombas, ndang satongkin” tetapi kuat dan bertahan lama, bertunas dan berbuah, indah dan menghijau. Gambaran ini bermaknakan “berguna dan memberi arti dan dampak untuk kehidupan dan diinginkan dirindukan orang.” Seperti pohon Kurma dan daunnya bahkan buahnya yang begitu berguna untuk kehidupan Israel terutama dalam perjalanan kembali dari Mesir, dapat mereka pahami sebagai pemeliharaan Tuhan bagi mereka, demikian juga dengan pohon ares libanon yang kuat dan kokoh dipakai dalam bahan pembangunan bait Allah.  Memang tidak selamanya orang benar itu hidup tetapi segala perbuatan dan ucapan, perkataan yang  benar akan hidup dan dikenang  serta  akan diteladani.  Pemazmur mengatakan bahwa perbuatan orang benar akan dikenang dan diteladani dan hal itu akan terus bertahan dan hidup. Hal itu juga digambarkan dengan perkataan  mereka ditanam di bait Tuhan dan bertunas di pelataran bait Allah” Artinya di dalam peribadahan dan kehidupan rohani jemaat kebaikan demi kebaikan dan keteladanan akan kehidupan yang benar akan senantiasa diperdengarkan dan diberitakan. Pada masa tuapun mereka masih berbuah, menjadi gemuk danm segar (bnd. Bhs. Batak – “Sai marpinompari dope nasida, nang dung ubanon, marmiak jala rata do nasida”). Kata “marpinompari” bukan berarti “marpese-pese, margelleng, mardakdanak, tubu-tubuan”, tetapi kata berarti  berbuah dalam arti masih memberi banyak hal,  yang  dapat memberi banyak hal kepada banyak orang karena mereka senantiasa menghidupi dan bersaksi serta memberitakan bahwa Tuhan itu benar dan gunung batu baginya.

III.             Aplikasi dan Penutup
1)     Memuji Tuhan dan mengucap syukur kepadaNya adalah hal yang dikehendaki oleh Tuhan dari orang yang percaya. Tentunya pemujian dan pengucapan syukur itu harus lahir sebagai pengakuan dan kesaksian kita atas segala perbuatan Tuhan yang kita alami dan diterima dalam hidup ini. Mengucap syukur dan memuji Tuhan sering menjadi perkara yang sulit dalam kehidupan, jangankan dalam kondisi susah, sulit, duka, saat keberhasilan dan kesuksesan atau sukacitapun ternyata kita sering susah untuk mengucap syukur dan memuji Tuhan.
2)     Sesungguhnya jika kita menyadari bahwa semuanya yang kita miliki dan hidup kita sendiri adalah anugerah Tuhan maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengucap syukur kepada Tuhan, bahkan seharusnya memuji dan mengucap syukur kepada Tuhan itu adalah seperti nafas hidup kita yang tak pernah berhenti selama kita hidup. Seperti kata Pemazmur dari pagi hingga malam hidup kita adalah hidup yang memuji dan bersyukur kepada Tuhan. Yang anehnya dalam suka sekalipun kita sering merasa belum puas dan ketika susah datang maka yang terucap adalah kekesalan, persungut-sungutan, bahkan berani menuntut dan menyalahkan Tuhan.
3)     Marilah kita memuji Tuhan dan mengucap syukur kepadaNya atas segala perbuatan dan karyaNya dalam hidup kita, dan itu adalah pemberitaan kesaksian atas segala perbuatan Tuhan. Kehidupan orang benar akan senantiasa menjadi kehidupan yang memuji Tuhan dalam hidupnya sehingga ia laksana pohon korma dan pohon ares yang berguna dan memberi dampak. Mereka ditanam di bait Allah dan pelataranya sehingga akan bertunas tumbuh subur dan berbuah hingga masa tuapun tetap berbuah, subur, dan gemuk. Mereka akan menjadi berita yang senantiasa diperdengarkan untuk dikenang dan diteladani
4)     Pemujian dan pengucapan syukur kita kepada Tuhan atas karya Tuhan dan pekerjaanNya di dalam Tuhan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan kita  dari kuasa dosa dan kematian dan menganugerahkan kepada kita keselamatan dan kehidupan kekal.
 
Pdt. Janto Sihombing
                                                                                                            HKI Resort Jakarta II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar