Khotbah Minggu Palmarum
Tanggal 16 Maret 2008
Mazmur 118:22-26
Oleh: Pdt. Janto Sihombing, S.Th (Pendeta
HKI Resort Jakarta
IV)

I. PENDAHULUAN
1. Jika kitab Pentateukh
(Kejadian,Keluaran,Imamat,Bilangan dan Ulangan) disebut dan dipahami bangsa Israel sebagai kitab dan buku Allah
yang disampaikan kepada manusia, maka kitab Mazmur (yang berjumlah 150 pasal)
itu dipahami sebagai buku manusia kepada Allah.
Kitab Panteteukh sifatnya turun/datang dari Allah/atas kepada
manusia. Apa yang diinginkan atau Firman
Allah yang dikehendakiNya. Sementara kitab Mazmur sifatnya dari bawah ke atas
atau merupakan kesaksian manusia akan perbuatan Allah. Dalam kitab Mazmur
banyak terdapat tentang bagaimana pergumulan yang dihadapi seseorang, ada doa
minta tolong, ada nyanyian dan ucapan syukur atas perbuatan Tuhan, penderitaan,
kesesakan dan keluhan-keluhan lain yang disampaikan kepada Tuhan, dan
lain-lain.
2. Mazmur pasal 118 ini merupakam penutup
dari rentetan syair yang dinyanyikan pada malam Paskah. Dan oleh para ahli,
Mazmur ini juga termasuk Mazmur Raja-raja, yaitu mazmur yang berisikan tentang
Raja-raja di Jerusalem dan sekaligus tentang raja yang akan segera bangkit
sebagaimana juga yang dinubuatkan dalam Mazmur 2; 18; 20; 21, 45; 72; 101; 110;
132; 144:1-11.
Mazmur 118 ini dapat kita bagi menjadi
tiga bagian besar :
-
Ayat 1-4 → Nyanyian dan ajakan untuk bersyukur dan
dinyanyikan secara
Responsoria.
-
Ayat 5-21 → Ucapan Syukur dan penyambutan di pintu
gerbang.
-
Ayat
22-29→Sebagai penutup yang berisikan berbagai bentuk panggilan dan nyanyian ada yang perorangan,
kelompok dan bentuk responsoria.
Yang menjadi khotbah kita adalah ayat 22-
26. Itu berarti termasuk pada bagian
yang ketiga. Perikop ini sendiri masih dapat kita bagi, yakni :
-
ayat
22-23 : Keajaiban yang diperbuat oleh
Allah
-
ayat 24-25 :
Keajaiban yang diperbuat oleh Allah itu menjadi sukacita orang yang percaya.
-
ayat
26 : Sambutan para Imam dan
penyampaian berkat kepada orang yang beribadah.
II.
URAIAN KHOTBAH
1.
Ayat
22-23 : Allah Melakukan Keajiban.
Pemazmur mengatakan bahwa manusia yang
dikepung, jatuh dan hampir mati dikiaskan dengan batu yang dibuang oleh tukang
bangunan, karena dianggap
mudah pecah, tetapi Tuhan mengangkatnya
dan batu itu menjadi batu penjuru yang utama. Inilah keajaiban yang diperbuat Allah yaitu sesuatu yang tidak
dibayangkan atau diharapkan orang. Makna ayat ini tidak berhenti sampai disana,
tetapi lebih jauh lagi kita akan melihat makna nubuat yang terkandung
didalamnya. Dimana, kedua ayat ini merupakan nubuatan akan penderitaan Mesias.
Walaupun dalam bahasa “sandi” menunjuk kepada Kristus yang akan mati.
Sebagaimana yang dikutip dalam Kisah Para Rasul 4 : 11; 1Petrus 2 :4,7; Roma 9:
32-33; Efesus 2:20.
“Batu yang dibuang oleh tukang bangunan”
menggambarkan penderitaan yang dialami Yesus, disalibkan dan mati hingga Ia
dikuburkan. Yang berarti, dibuang oleh orang Yahudi, tetapi oleh Allah Ia
jadikan sebagai Batu Penjuru- Batu Utama.
Yesus yang disalibkan itulah yang menjadi Batu Penjuru di dalam Kerajaan Allah
seperti yang dikatakan Paulus dalam 1 Kor.3 : 11, karena tidak ada seorangpun
yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan yaitu Yesus Kristus. Yesus sendiri menjadi
Batu Penjuru Kerajaan Allah yang di buang oleh para Imam dan Ahli Taurat, namun
di dalam rencana Allah telah tersedia kemuliaan bagi Dia. Yesus sebagai Batu
Penjuru dan Batu Utama dalam Kerajaan Allah berarti Dialah yang menjadi Penentu
dan yang paling utama menentukan keselamatan manusia. Keselamatan tidak ada
didalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehNya kita dapat diselamatkan ( Kisah 4 :10-12
). Jika semuanya ini terjadi dan nyata di dalam Yesus Kristus, ketahuilah bahwa
hal itu adalah perbuatan ajaib yang dari Allah dan ini akan menjadi keajaiban
senantiasa sepanjang jaman bagi setiap orang percaya.
2.
Ayat
24-25 : Suka cita orang percaya atas perbuatan ajaib Allah.
Dalam kedua ayat ini, kita menentukan
puncak seruan dari pemazmur yang menekankan dan menunjuk kepada “hari” dimana
Allah menyatakan keajaiban itu, yang menjadikan batu yang dibuang oleh tukang
bangunan menjadi batu penjuru. Itulah
hari yang patut disyukuri, hari yang telah dijadikan Allah dimana orang percaya
harus mensyukurinya sambil menyerukan, Ya
Tuhan, berilah kiranya keselamatan, ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran. Inilah
seruan kegembiraan orang percaya yang menyerukan bahwa hanya kepada Allahlah
segala pujian dan hormat kemuliaan kekal selama-lamanya. Allah yang penuh
dengan kemuliaan itu juga akan senantiasa memberi semangat dan harapan baru
kepada orang percaya. Melalui seruan ini, nyatalah bahwa orang-orang percaya
telah menjadi orang yang bersaksi bahwa hanya Allah sajalah yang memberi
keselamatan dan kemujuran yaitu harapan dan semangat baru.
3.
Ayat
26 : Berkat Tuhan melalui Para Imam.
Para Imam menyambut para yang datang (
peziarah atau peserta ibadah) dengan berkat dari dalam Bait Allah. “
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, kami memberkati kamu dari dalam
Rumah Tuhan.” Berkat itu adalah berkat dimana Allah akan turut campur
tangan dan menyelamatkan umatNya
orang percaya yang datang beribadah. Ini
merupakan salam tetap yang disampaikan kepada para penziarah bilamana mereka
telah sampai di Bait Allah untuk perayaan-perayaan besar. Ini juga mempunyai
makna nubuatan akan Mesias dimana bagi orang Yahudi, kata “Ia yang datang”
adalah nama lain untuk Mesias. Bilamana orang Yahudi berbicara tentang Mesias,
mereka menyebutnya sebagai “Dia yang akan datang”.
Hal inilah yang kita dengar dalam Mat
21:9; 23:39; Markus 11:9; Lukas 13:35; 19:38; Yoh 12:13. Yesuslah Mesias yang
datang didalam nama Tuhan. Sambutan akan Yesus sebagai Mesias dan seruan ini
berkumandang ketika Yesus memasuki Jerusalem.
Dimana Dia disambut dengan sorak sorai Hosianna….. Sambutan yang lebih menyerukan kepada Allah supaya
campur tangan dan menyelamatkan umatNya sekarang karena Mesias sudah datang.
III. PENUTUP
1. Biasanya Mazmur ini dinyanyikan untuk
menutup rentetan syair pada malam Paskah. Bagi orang-orang percaya Mazmur ini
akan menolong untuk mengerti makna sengsara dan kebangkitan Yesus. Pada hari
ini adalah Minggu Palmarum, maka khotbah ini mengingatkan kita akan Penderitaan
Yesus menuju kesengsaraan dan penyaliban. Dia akan menderita, dihina, diludahi,
ditikam sampai disalib, mati dan dikuburkan. Dia akan seperti “Batu yang
dibuang oleh tukang bangunan”, namun segera Dia akan bangkit dari sana dan naik
ke Sorga dan di dalam Dia Allah akan membuat dan membangun KerajaanNya dan
Dialah yang menjadi Batu Penjuru yang
sebagai penentu keselamatan umat manusia. Pada saat itu akan nyata dengan jelas
bagaimana Allah melakukan keajaiban didepan mata kita karena Yesus yang
menderita akan bangkit pada hari yang ketiga dan menjadi Raja atas segala raja dan
kemuliaan ada diatasNya.
2. Keimanan kita akan didasarkan dan
terletak pada Yesus yang dijadikan Allah sebagai BATU PENJURU. Sebagaimana yang
ditekankan oleh Petrus dalam suratnya bahwa Yesuslah batu penjuru Bait Allah
yang baru dan rohani yang terdiri atas orang-orang percaya yang menyerahkan
diri sebagai batu hidup (1 Petrus 2:4-6)
keselamatan dan kemujuran yaitu semangat, harapan dan masa depan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar