Khotbah, Minggu 7
Sesudah Trinitatis, 19 Juli 2015
Thema Minggu:
Tergeraklah hatiNya oleh Belas Kasihan
Epistel Yeremia: 23 : 1 – 6 EV. Markus 6 : 30 – 34 ; 53 – 56 HT. I – IV
I.
Pendahuluan
Khotbah yang kita bahas ini, Markus
6 : 30 – 34; 53 – 56 terdiri dari dua peristiwa yang berbeda tetapi
memiliki keterkaitan. Ayat 30 – 34, murid-murid diajak beristirahat seketika
setelah mereka memberikan laporan akan pekerjaan dan pemberitaan mereka, dan
ayat 53 – 56, tentang Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret.
Diantara ayat tersebut yakni ayat 35 – 52 ada dua peristiwa besar yang
diperlihatkan yaitu, Pertama,
Yesus memberi makan 5000 orang (ay. 35 – 43).
Kedua, Yesus berjalan
di atas air (ay. 45 – 52). Bila dirangkai keempat peristiwa tersebut, maka akan
terlihat keterkaitan makna yang sangat luar biasa, yaitu; Setelah para muridNya
melaporkan setiap apa yang mereka kerjakan, maka Yesus mengajak mereka untuk
menyepi dan beristirahat seketika untuk mempersiapkan mereka kembali segera
melakukan pelayanan yang sudah menanti
yakni memberi 5000 orang makan yang menunjuk kepada “Yesus berkuasa atas kebutuhan pokok manusia”. Demikian juga dengan
Yesus berjalan di atas air itu memberi arti “Yesus
berkuasa atas segala kekuatan dan kuasa dunia” dan dengan peristiwa
penyembuhan-penyembuhan atas sakit penyakit di Genesaret memperlihatkan betapa
berkuasanya Yesus atas kuasa yang menakutkan bagi manusia. Semua peristiwa yang
yang terbingkai dalam perikop ini adalah hal-hal yang senantiasa dihadapi oleh
manusia dan membutuhkan kuasa yang sanggup menaklukkannya. Dengan apa yang
dilakukan oleh Yesus atas semuanya itu tentunya dapat menjawab dan meyakinkan
kita akan kuasa Kristus atas segala kebutuhan dan pergumulan kita. Jadi,
Meskipun Khotbah ini diangkat dari ayat 30 – 34 dan ay, 53 – 56 sebenarnya
merupakan satu kesatuan dengan isi ayat yang mengantarainya.
II.
Penjelasan
1.
Pekerjaan Pelayanan kita
dipertanggungjawabkan kepada Yesus Sang Pengutus dan Pemberi tugas
Dikatakan dalam ayat 30, bahwa para Rasul kembali berkumpul dengan Yesus
dan memberitahukan kepadaNya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Hal ini
tentunya merupakan sebuah tanggungjawab atas tugas yang sudah mereka terima
sebelumnya. Karena dalam ayat 6b-12 diceritakan, bahwa Yesus telah mengutus
para murid berdua-dua untuk menyuarakan pertobatan, mengusir roh jahat dan
menyembuhkan orang sakit. (lih. Ay. 17-29). Pemberitahuan atau pelaporan para rasul
disampaikan kepada Yesus karena dari Dialah penugasan dan pengutusan itu mereka
terima.
Renungan, Sebuah gambaran yang indah dapat kita lihat dari apa yang dilakukan para rasul tersebut
yaitu bahwa pelayanan yang sungguh adalah pelayanan yang bertanggung jawab. Pertanggungjawaban
kita adalah kepada Yesus Sipemberi tugas
tersebut. Tentunya hal itu menimbulkan perenungan dan pertanyaan kepada kita
baik sebagai hamba yang menerima tahbisan ataupun sebagai umat yang menerima
berkat atau predikat orang percaya, sebagai garam dan terang dunia. Apakah
gerangan hasil atau buah yang boleh kita beritahukan kepada Tuhan Yesus atas
semua yang kita terima?????
2. Yesus mengerti dan
memahami setiap pelayanan yang dilakukan oleh hambaNya
Walaupun para murid telah diperlengkapi dengan kuasa oleh Kristus
tentunya bukan berarti tidak ada lagi
tantangan dan pergumulan pelayanan yang mereka hadapi. Konteks dan
situasi yang yang terjadi ketika itu tentunya menjadi tantangan dan pergumulan
bagi mereka dalam melaksanakan tugas dan pengutusan tersebut. Di mana, Yohanes pembaptis yang menyuarakan pertobatan
dan kebenaran berada dalam penjara dan akhirnya dalam peristiwa ultah putrinya
ia dibunuh dengan memenggal kepalanya karena Herodes ia tegur ketika mengambil
Herodias istri saudaranya Filipus menjadi istrinya. ( lih. Ay. 17-29). Yesus
begitu mengerti dan memahami apa yang mereka hadapi dalam pelayanan. Memang,
dalam khotbah ini tidak ada laporan terperinci akan tantangan dan hambatan yang
dihadari oleh para rasul, namun diinformasikan begitu selesai diberitahukan apa
yang mereka kerjakan dan ajarkan, Yesus mengajak mereka untuk menyepi dan
beristirahat seketika (ay. 31). Ajakan
pergi ke tempat sunyi dan beristirahat seketika memberi arti bahwa Yesus hendak membekali
mereka lebih lagi dan memberi semangat dan kekuatan baru sehingga mereka dapat
lebih bersiap lagi untuk meneruskan dan melanjutkan pelayanan tersebut.
Renungan Melakukan pekerjaan Allah adalah
panggilan dan keharusan bagi kita, tetapi ketahuilah bahwa Yesus tahu untuk
melakukan pekerjaan itu dengan efektif kita membutuhkan istirahat dan
pembaharuan secara berkala. Mengambil waktu dan tempat untuk bersekutu dengan
Kristus haruslah terus menerus kita lakukan. Hal itu mengingatkan kita bahwa
kekuatan dan kesanggupan kita melakukan segala tugas pekerjaan kita sehari-hari
itu ditentukan sejauhmana kita mendapat kekuatan dari Tuhan. Persekutuan dan hubungan
kita dengan Tuhan akan menjadi sumber kekuatan dan semangat baru bagi kita
dalam beraktivitas. Tantangan yang begitu berat bisa menimbulkan keputusasaan
jika tidak dihadapi dengan kekuatan Roh yang daripada Tuhan. Selain itu, pergi ke tempat sunyi dan
beristirahat seketika memberikan pengertian kepada kita bahwa begitu pentingnya
perenungan dan evaluasi diri akan apa yang sudah kita lakukan sehingga dengan
itu dapat menyusun strategi baru untuk menghadapi hal-hal yang mungkin akan
terjadi. Terkadang ide baru dapat kita temukan dan muncul ketika kita mengambil
suasana tenang.
3.
Yesuslah Tuhan yang penuh kasih
Dalam ay. 34 dikatakan bahwa “Ketika
Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah
hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka…”. Orang banyak dari seluruh kota
datang kepadaNya sehingga Ia mengajar banyak hal kepada mereka. Orang banyak
itu menurut ay. 43 adalah sebanyak 5000 orang laki-laki belum terhitung
anak-anak dan para perempuan. Yesus begitu mengasihi mereka dan mereka seolah
seperti domba yang tidak punya gembala. Memang orang banyak tersebut telah
kehilangan pemimpin mereka yaitu Yohannes Pembaptis. Yohanes Pembaptis yang
telah dibunuh oleh Herodes membuat orang banyak seperti domba yang kehilangan
gembala. Yesus mengasihi mereka dan hatinya tergerak oleh belas kasihan kepada
mereka. Selain menyembuhkan sakit-penyakit mereka, mereka juga diberi
pengajaran –pengajaran dan yang tidak ketinggalan juga makanan mereka diberikan
(ay. 35-44). Yesus berkata kepada muridNya bahwa mereka harus memberi makan
orang banyak tersebut dan terjadilah mujizat yang luar biasa yaitu melalui 5
roti dan 2 ikan. Yesus dan murid-muridNya yang pergi ke tempat sunyi dan hendak istrahat seketika
ternyata langsung dikejar orang banyak dari jalan yang berbeda.
Renungan dunia dan zaman sekarang dimana kita tinggal banyak penderitaan dan
kesusahan bagaimanakah kita boleh berbelarasa seperti Pribadi Yesus??.
Meneladani Yesus yang penuh kasih adalah sebuah
panggilan bagi kita kita semua. Bagaimanakah reaksi kita melihat,
mendengar dan mengetahui penderitaan yang menimpa seseorang??? Yesus memberikan
keteladanan supaya kita boleh berbelarasa. Orang percaya tidak boleh masa
bodoh, acuh tak acuh atau tidak perduli dengan apa yang terjadi yang memimpa seseorang,
Apakah yang boleh kita lakukan untuk dapat memberi kekuatan atau meringankan
beban yang sedang menimpa orang lain. Sebagaimana Yesus yang berbelas kasihan
jadilah kita menjadi pribadi yang boleh perduli dengan penderitaan sesama kita.
Belas kasihan yang kita miliki akan senatiasa mendorong kita untuk peduli dan
bergerak untuk bermurah hati dan memberi aksi.
4.
Yesuslah jawaban setiap persoalan
Pelayanan Yesus dan murid-muridNya terus berlanjut hingga mereka sampai
di Genesareth dan berlabuh di sana.
Genesareth adalah sebuah dataran subur di sisi Barat Danau Galilea. Mendengar
dan mengetahui Yesus ada di Genesaret maka orang banyak datang dan membawa
oang-orang yang sakit untuk disembuhkan. Orang Genesaret mengenal Yesus dan
mereka berlari-lari untuk bertemu dengan Dia. Terjadi hal yang luar biasa di
seluruh Genesaret, ada kehebohan dimana-mana. Kemana Yesus pergi selalu
dikerumuni dan begitu kuatnya iman mereka untuk melihat Yesus. Hal itu terlihat
disetiap jalanan dan pasar-pasar yang dilewati Yesus, di setiap kampung dan
kota orang-orang sakit diletakkan dan
diberitakan bahwa orang Genesaret mengimani bahwa kuasa kesembuhan itu ada
dalam segenap diri Yesus bahkan apa yang melekat dalam tubuhNya dapat
menyembuhkan mereka. Demikian besarnya pengenalan itu sehingga ada kerinduan
dar permohonan untuk diperkenankan hanya
menjamah jumbai jubah Yesus supaya diperkenankan, hal itu terjadi karena mereka
percaya dan tahu bahwa dengan menjamah jumbai jubahNya pun orang akan mendapat kesembuhan. Begitu besarnya daya tarik yang ada dalam diri
Yesus sehingga kemana saja Ia pergi selalu diikuti dan dicari.
Renungan Pengenalan dan iman percaya menjadi kunci terjadinya kesembuhan-kesembuhan
di Genesaret. Orang Genesaret menerima bahkan mencari-cari Yesus sehingga
membuat kota dan desa mengalami banyak mujizat. Pentingnya sikap hati dan iman
seperti itu kita miliki dalam hidup kita
sehingga apapun persoalan masalah kita di dalam Yesus ada jawaban. Orang Genesaret mengimani segenap Diri Yesus
dan yang melekat dalam tubuhNya punya kuasa sehingga mereka yakin dan percaya
jika itu saja mereka jamah dan sentuh akan memberikan kesembuhan. Tentu Kuasa
Yesus dulu sekarang dan sampai selamalamanya tidak pernah berkurang dan belas
kasihanNya senantiasa bergerak untuk mengasihi kita. Mari terus menerus membuka
hati, beriman kepadaNya maka kita akan mengalami kuasaNya yang ajaib dan
dahsyat.
III.
Kesimpulan dan Penutup
1.
Tuhan menyuruh dan mengutus kita
untuk terus bekerja dan melakukan kebaikan-kebaikan dalam dunia ini. Sebab kitalah
Garam dan Terang dunia ini sehingga keberadaan kita hendaknya memberi rasa dan
cahaya yang benar dalam dunia dimana kita berada. Apakah yang boleh kita
beritahukan dan laporkan sebagai pertanggungjawaban kita kepada Dia yang telah
mengutus kita???
2.
Ambillah waktu dan tempat untuk
boleh membangun persekutuan pribadi dengan Tuhan sehingga dengan persekutuan
dengan Dia kita senantiasa memiliki kekuatan dan semangat baru untuk
melanjutkan dan memasuki setiap aktifitas kita sehari-hari.
3.
Marilah kita menjadi pribadi yang
berbelarasa dengan meneladani dan meniru pribadi Kristus yang senantiasa
mengasihi dan mau berkorban untuk ikut ambil bagian dalam meringankan beban dan
penderitaan sesama.
4.
Orang yang membuka hati dan
segenap hidupnya mau menerima serta
beriman kepada Yesus maka ia akan mengalami kuasa Kristus yang
menyembuhkan, menyelamatkan dan menghidupkan.
Pdt. Janto Sihombing
HKI Cililitan n HKI Pondok Gede
Tidak ada komentar:
Posting Komentar