Kamis, 16 Juli 2015

Markus 6:30-34 ; 53-56



Khotbah, Minggu 7 Sesudah Trinitatis, 19 Juli 2015
Thema Minggu: Tergeraklah hatiNya oleh Belas Kasihan
Epistel  Yeremia: 23 : 1 – 6                                    EV. Markus  6 : 30 – 34 ; 53 – 56                  HT.  I – IV

        I.            Pendahuluan
Khotbah yang kita bahas ini, Markus  6 : 30 – 34; 53 – 56 terdiri dari dua peristiwa yang berbeda tetapi memiliki keterkaitan. Ayat 30 – 34, murid-murid diajak beristirahat seketika setelah mereka memberikan laporan akan pekerjaan dan pemberitaan mereka, dan ayat 53 – 56, tentang Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret. Diantara ayat tersebut yakni ayat 35 – 52 ada dua peristiwa besar yang diperlihatkan yaitu, Pertama, Yesus memberi makan 5000 orang (ay. 35 – 43).  Kedua, Yesus berjalan di atas air (ay. 45 – 52). Bila dirangkai keempat peristiwa tersebut, maka akan terlihat keterkaitan makna yang sangat luar biasa, yaitu; Setelah para muridNya melaporkan setiap apa yang mereka kerjakan, maka Yesus mengajak mereka untuk menyepi dan beristirahat seketika untuk mempersiapkan mereka kembali segera melakukan pelayanan  yang sudah menanti yakni memberi 5000 orang makan yang menunjuk kepada “Yesus berkuasa atas kebutuhan pokok manusia”. Demikian juga dengan Yesus berjalan di atas air itu memberi arti “Yesus berkuasa atas segala kekuatan dan kuasa dunia” dan dengan peristiwa penyembuhan-penyembuhan atas sakit penyakit di Genesaret memperlihatkan betapa berkuasanya Yesus atas kuasa yang menakutkan bagi manusia. Semua peristiwa yang yang terbingkai dalam perikop ini adalah hal-hal yang senantiasa dihadapi oleh manusia dan membutuhkan kuasa yang sanggup menaklukkannya. Dengan apa yang dilakukan oleh Yesus atas semuanya itu tentunya dapat menjawab dan meyakinkan kita akan kuasa Kristus atas segala kebutuhan dan pergumulan kita. Jadi, Meskipun Khotbah ini diangkat dari ayat 30 – 34 dan ay, 53 – 56 sebenarnya merupakan satu kesatuan dengan isi ayat yang mengantarainya.

     II.            Penjelasan
1.   Pekerjaan  Pelayanan kita dipertanggungjawabkan kepada Yesus Sang Pengutus dan Pemberi tugas
Dikatakan dalam ayat 30, bahwa para Rasul kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepadaNya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Hal ini tentunya merupakan sebuah tanggungjawab atas tugas yang sudah mereka terima sebelumnya. Karena dalam ayat 6b-12 diceritakan, bahwa Yesus telah mengutus para murid berdua-dua untuk menyuarakan pertobatan, mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang sakit. (lih. Ay. 17-29).  Pemberitahuan atau pelaporan para rasul disampaikan kepada Yesus karena dari Dialah penugasan dan pengutusan itu mereka terima.
Renungan, Sebuah gambaran yang indah dapat kita lihat  dari apa yang dilakukan para rasul tersebut yaitu bahwa pelayanan yang sungguh adalah pelayanan yang bertanggung jawab. Pertanggungjawaban kita adalah kepada Yesus  Sipemberi tugas tersebut. Tentunya hal itu menimbulkan perenungan dan pertanyaan kepada kita baik sebagai hamba yang menerima tahbisan ataupun sebagai umat yang menerima berkat atau predikat orang percaya, sebagai garam dan terang dunia. Apakah gerangan hasil atau buah yang boleh kita beritahukan kepada Tuhan Yesus atas semua yang kita terima?????

2.      Yesus mengerti dan memahami setiap pelayanan yang dilakukan oleh hambaNya
Walaupun para murid telah diperlengkapi dengan kuasa oleh Kristus tentunya bukan berarti tidak ada lagi  tantangan dan pergumulan pelayanan yang mereka hadapi. Konteks dan situasi yang yang terjadi ketika itu tentunya menjadi tantangan dan pergumulan bagi mereka dalam melaksanakan tugas dan pengutusan tersebut. Di mana,  Yohanes pembaptis yang menyuarakan pertobatan dan kebenaran berada dalam penjara dan akhirnya dalam peristiwa ultah putrinya ia dibunuh dengan memenggal kepalanya karena Herodes ia tegur ketika mengambil Herodias istri saudaranya Filipus menjadi istrinya. ( lih. Ay. 17-29). Yesus begitu mengerti dan memahami apa yang mereka hadapi dalam pelayanan. Memang, dalam khotbah ini tidak ada laporan terperinci akan tantangan dan hambatan yang dihadari oleh para rasul, namun diinformasikan begitu selesai diberitahukan apa yang mereka kerjakan dan ajarkan, Yesus mengajak mereka untuk menyepi dan beristirahat seketika (ay. 31). Ajakan  pergi ke tempat sunyi dan beristirahat seketika  memberi arti bahwa Yesus hendak membekali mereka lebih lagi dan memberi semangat dan kekuatan baru sehingga mereka dapat lebih bersiap lagi untuk meneruskan dan melanjutkan pelayanan tersebut.
Renungan  Melakukan pekerjaan Allah adalah panggilan dan keharusan bagi kita, tetapi ketahuilah bahwa Yesus tahu untuk melakukan pekerjaan itu dengan efektif kita membutuhkan istirahat dan pembaharuan secara berkala. Mengambil waktu dan tempat untuk bersekutu dengan Kristus haruslah terus menerus kita lakukan. Hal itu mengingatkan kita bahwa kekuatan dan kesanggupan kita melakukan segala tugas pekerjaan kita sehari-hari itu ditentukan sejauhmana kita mendapat kekuatan dari Tuhan. Persekutuan dan hubungan kita dengan Tuhan akan menjadi sumber kekuatan dan semangat baru bagi kita dalam beraktivitas. Tantangan yang begitu berat bisa menimbulkan keputusasaan jika tidak dihadapi dengan kekuatan Roh yang daripada Tuhan.  Selain itu, pergi ke tempat sunyi dan beristirahat seketika memberikan pengertian kepada kita bahwa begitu pentingnya perenungan dan evaluasi diri akan apa yang sudah kita lakukan sehingga dengan itu dapat menyusun strategi baru untuk menghadapi hal-hal yang mungkin akan terjadi. Terkadang ide baru dapat kita temukan dan muncul ketika kita mengambil suasana tenang.
3.   Yesuslah Tuhan yang penuh kasih
Dalam ay. 34 dikatakan bahwa “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka…”. Orang banyak dari seluruh kota datang kepadaNya sehingga Ia mengajar banyak hal kepada mereka. Orang banyak itu menurut ay. 43 adalah sebanyak 5000 orang laki-laki belum terhitung anak-anak dan para perempuan. Yesus begitu mengasihi mereka dan mereka seolah seperti domba yang tidak punya gembala. Memang orang banyak tersebut telah kehilangan pemimpin mereka yaitu Yohannes Pembaptis. Yohanes Pembaptis yang telah dibunuh oleh Herodes membuat orang banyak seperti domba yang kehilangan gembala. Yesus mengasihi mereka dan hatinya tergerak oleh belas kasihan kepada mereka. Selain menyembuhkan sakit-penyakit mereka, mereka juga diberi pengajaran –pengajaran dan yang tidak ketinggalan juga makanan mereka diberikan (ay. 35-44). Yesus berkata kepada muridNya bahwa mereka harus memberi makan orang banyak tersebut dan terjadilah mujizat yang luar biasa yaitu melalui 5 roti dan 2 ikan. Yesus dan murid-muridNya yang pergi  ke tempat sunyi dan hendak istrahat seketika ternyata langsung dikejar orang banyak dari jalan yang berbeda.
Renungan dunia dan zaman sekarang dimana kita tinggal banyak penderitaan dan kesusahan bagaimanakah kita boleh berbelarasa seperti Pribadi Yesus??. Meneladani Yesus yang penuh kasih adalah sebuah  panggilan bagi kita kita semua. Bagaimanakah reaksi kita melihat, mendengar dan mengetahui penderitaan yang menimpa seseorang??? Yesus memberikan keteladanan supaya kita boleh berbelarasa. Orang percaya tidak boleh masa bodoh, acuh tak acuh atau tidak perduli dengan apa yang terjadi yang memimpa seseorang, Apakah yang boleh kita lakukan untuk dapat memberi kekuatan atau meringankan beban yang sedang menimpa orang lain. Sebagaimana Yesus yang berbelas kasihan jadilah kita menjadi pribadi yang boleh perduli dengan penderitaan sesama kita. Belas kasihan yang kita miliki akan senatiasa mendorong kita untuk peduli dan bergerak untuk bermurah hati dan memberi aksi.

4.   Yesuslah jawaban setiap persoalan
Pelayanan Yesus dan murid-muridNya terus berlanjut hingga mereka sampai di Genesareth  dan berlabuh di sana. Genesareth adalah sebuah dataran subur di sisi Barat Danau Galilea. Mendengar dan mengetahui Yesus ada di Genesaret maka orang banyak datang dan membawa oang-orang yang sakit untuk disembuhkan. Orang Genesaret mengenal Yesus dan mereka berlari-lari untuk bertemu dengan Dia. Terjadi hal yang luar biasa di seluruh Genesaret, ada kehebohan dimana-mana. Kemana Yesus pergi selalu dikerumuni dan begitu kuatnya iman mereka untuk melihat Yesus. Hal itu terlihat disetiap jalanan dan pasar-pasar yang dilewati Yesus, di setiap kampung dan kota  orang-orang sakit diletakkan dan diberitakan bahwa orang Genesaret mengimani bahwa kuasa kesembuhan itu ada dalam segenap diri Yesus bahkan apa yang melekat dalam tubuhNya dapat menyembuhkan mereka. Demikian besarnya pengenalan itu sehingga ada kerinduan dar permohonan  untuk diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah Yesus supaya diperkenankan, hal itu terjadi karena mereka percaya dan tahu bahwa dengan menjamah jumbai jubahNya pun orang akan  mendapat kesembuhan.  Begitu besarnya daya tarik yang ada dalam diri Yesus sehingga kemana saja Ia pergi selalu diikuti dan dicari.
Renungan Pengenalan dan iman percaya menjadi kunci terjadinya kesembuhan-kesembuhan di Genesaret. Orang Genesaret menerima bahkan mencari-cari Yesus sehingga membuat kota dan desa mengalami banyak mujizat. Pentingnya sikap hati dan iman seperti itu kita miliki  dalam hidup kita sehingga apapun persoalan masalah kita di dalam Yesus ada jawaban.  Orang Genesaret mengimani segenap Diri Yesus dan yang melekat dalam tubuhNya punya kuasa sehingga mereka yakin dan percaya jika itu saja mereka jamah dan sentuh akan memberikan kesembuhan. Tentu Kuasa Yesus dulu sekarang dan sampai selamalamanya tidak pernah berkurang dan belas kasihanNya senantiasa bergerak untuk mengasihi kita. Mari terus menerus membuka hati, beriman kepadaNya maka kita akan mengalami kuasaNya yang ajaib dan dahsyat.

   III.            Kesimpulan dan Penutup
1.        Tuhan menyuruh dan mengutus kita untuk terus bekerja dan melakukan kebaikan-kebaikan dalam dunia ini. Sebab kitalah Garam dan Terang dunia ini sehingga keberadaan kita hendaknya memberi rasa dan cahaya yang benar dalam dunia dimana kita berada. Apakah yang boleh kita beritahukan dan laporkan sebagai pertanggungjawaban kita kepada Dia yang telah mengutus kita???
2.        Ambillah waktu dan tempat untuk boleh membangun persekutuan pribadi dengan Tuhan sehingga dengan persekutuan dengan Dia kita senantiasa memiliki kekuatan dan semangat baru untuk melanjutkan dan memasuki setiap aktifitas kita sehari-hari.
3.        Marilah kita menjadi pribadi yang berbelarasa dengan meneladani dan meniru pribadi Kristus yang senantiasa mengasihi dan mau berkorban untuk ikut ambil bagian dalam meringankan beban dan penderitaan sesama.
4.        Orang yang membuka hati dan segenap hidupnya mau menerima serta  beriman kepada Yesus maka ia akan mengalami kuasa Kristus yang menyembuhkan, menyelamatkan dan menghidupkan.
Pdt. Janto Sihombing
                                                                                                                                                 HKI Cililitan n  HKI Pondok Gede

Tidak ada komentar:

Posting Komentar